jatimnow.com - Perusahaan fintech Peer to Peer (P2P) Lending asal Surabaya, Komunal mencatat penyaluran dana Rp 300 Milliar kepada berbagai UMKM, khususnya di Jawa Timur dan Bali di tengah Pandemi Covid-19.
Co-founder and CEO Komunal, Hendry Lieviant mengatakan keberadaan dan pertumbuhan industry fintech lending turut membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional selama masa pandemi.
Menurutnya, P2P Lending menjadi salah satu alternative pendanaan yang masih tersedia pada waktu pelaku UMKM paling membutuhkan, karena banyak tempat tidak lagi menyalurkan pinjaman di masa pandemi.
Baca juga: Bulan Fintech Nasional 2023, Upaya Munculkan Minat Tinggi pada Kripto
"Sebenarnya banyak pelaku UMKM yang sehat dan berpotensi, namun usaha mereka mendapat imbas negatif karena banyak lembaga pendanaan yang tidak lagi menyalurkan pinjaman di masa pandemi. Hal ini dapat menyebabkan efek domino negatif bagi perekonomian," terang Hendry dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (21/12/2020).
Ia menambahkan bahwa pesatnya kemajuan dan adoption rate teknologi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ikut meningkatkan ketahanan ekonomi di masa pandemi.
Tanpa adanya kultur belanja online, layanan antar makanan, dan layanan berbasis teknologi lainnya krisis ekonomi akan menjadi semakin parah karena terhambatnya kegiatan ekonomi secara fisik.
Tidak terkecuali dengan layanan keuangan, pertumbuhan P2P Lending dalam beberapa tahun terakhir seakan menjadi secercah harapan bagi para pelaku UMKM di Indonesia.
"Pandemi bahkan menjadi katalis positif bagi Industri P2P karena makin banyak pelaku UMKM yang tadinya salah mengerti dan memiliki konotasi negatif akhirnya mencoba dan sekarang memiliki pengalaman yang positif," ujar dia.
Chief Operating Officer (COO) Komunal, Rico Tedyono menambahkan peningkatan fantastis peminjaman online ini dimulai sejak berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pelatihan Dasar Fintech 2022 untuk Wujudkan Iklusi Keuangan di Indonesia
Hal ini juga ditunjang oleh efisiensi P2P lending seperti Komunal terutama dalam pemrosesan dokumen pinjaman, salah satunya berupa penggunaan tanda tangan digital terverifikasi sehingga pinjaman dapat diproses tanpa tanda tangan basah yang mengharuskan adanya tatap muka.
"Pada waktu PSBB dibuka permintaan pinjaman cukup drastis meningkat, namun Komunal lebih selektif untuk memilih peminjam dengan memperketat credit scoring kami. Kita lebih banyak menyalurkan di sektor yang berkaitan dengan kesehatan, transportasi, logistik. Sektor-sektor itulah yang mendukung pemulihan ekonomi," kata Rico.
Peningkatan penyaluran pinjaman juga tak lepas dari kesetiaan pendana yang mempercayakan dananya di Komunal, untuk disalurkan ke para pelaku usaha yang telah diseleksi dengan ketat.
"Kami memberikan kesempatan kepada para lender untuk bisa secara langsung membiayai, atau menyalurkan dana pada perusahaan-perusahaan atau UMKM-UMKM terpercaya yang menjadi pilihan Komunal," terangnya.
Baca juga: OJK Tutup 1500 Fintech dan 425 Penyelenggara Investasi
Terpisah, Yonathan selaku Manager Marketing Communication Komunal mengatakan, disamping jumlah peminjam dana yang meningkat, pemberi dana atau biasa disebut lender jumlahnya juga naik drastis di akhir tahun 2020.
"Kami berhasil meningkatkan rasa aman dan nyaman para pemberi dana di Komunal, terlihat dari mereka yang semakin berani menempatkan dana lebih besar dan lebih sering," kata Yonathan.
"Jadi lender yang lama tetap ada, dan juga lender yang baru bertambah. Jadi bisa dibilang Komunal berhasil mendapatkan loyalitas para lender," tambahnya.