jatimnow.com - Meski musim hujan, warga Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang ini justru mengalami krisis air bersih. Tercatat ada sekitar 70 kepala keluarga (KK) yang terdampak.
Untuk mengatasinya, warga dengan swadaya menggunakan sumur bor meski tidak berhasil. Sejumlah kolam akhirnya dibuat warga untuk menampung air hujan agar menjadi air bersih.
Warga setempat, Widi menuturkan, warga membuat kolam penampung air hujan dengan kedalaman 3 meter. Jika sudah penuh, warga bergantian mengambil air itu untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: 10 Kecamatan di Banyuwangi Berpotensi Kekeringan, BPBD Lakukan Langkah Ini
"Ketika musim kemarau panjang, kami malah kesusahan. Biasanya membeli air bersih sekitar 5000 liter dengan harga Rp 110 ribu. Ada sih bantuan air bersih tapi gak cukup soalnya terbatas cuma 5000 liter untuk satu RT. Banyak yang tidak kebagian," jelas Widi, Rabu (6/1/2021).
Sehingga, lanjut Widi, warga dengan cara patungan membiayai pembangunan sumur bor. Meski sejauh ini belum bisa mengeluarkan air.
Baca juga: Polres Jember Kirim Bantuan Air Bersih ke Wilayah Terdampak Kekeringan
"Proyeknya berjalan sejak 2020 kemarin. Gak sukses gak keluar airnya. Proyek itu pun kami hentikan sebab sudah tak ada uang lagi. Total kebutuhan sumur bor sekitar Rp 200 juta," bebernya.
Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang segera merespon keluhan masyarakat sehingga bisa dibantu dalam pemenuhan air bersih.
Baca juga: BPBD Ponorogo Salurkan 277 Ribu Liter Air Bersih Atasi Dampak Kekeringan
Beberapa waktu lalu PDAM Kabupaten Malang berencana memanfaatkan air di Sungai Lesti untuk mengatasi kekeringan di wilayah Malang selatan tersebut, yaitu Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Bantur, Donomulyo, Pagak dan Gedangan.
"Kami akan manfaatkan Sungai Lesti untuk atasi kekeringan di Malang selatan. Di sana memiliki potensi air cukup berlimpah dan bisa kita manfaatkan untuk mengatasi kekeringan tahunan di Malang selatan. Dengan kapasitas mencapai 500 liter/detik," tegas dia.