jatimnow.com - Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim menemukan fosil manusia berupa kerangka di area ekskavasi tahap tiga sektor B Situs Kumitir yang berada di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
Fosil yang memiliki panjang 150 sentimeter itu diduga dari suku Pygmy yang berperawakan tubuh pendek dan dulu diketahui tinggal di hutan khatulistiwa atau hutan hujan tropis dan bertahan hidup dengan cara primitif hingga berburu.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan pihaknya akan menggandeng Tim Ahli Museum Etnografi dan Kajian Kematian Fisip Airlangga (Unair) Surabaya untuk memastikan kerangka manusia tersebut.
Baca juga: Fosil Kerang dan Terumbu Karang Ditemukan di Trinil Ngawi
"Kami masih menunggu hasil ahli dari Unair. Apa kerangka utuh ini masuk dalam tahun 60 an ke atas maka kita nyatakan selesai atau kerangka manusia biasa. Jika lebih lama dibawah tahun 60 an, maka kita akan gali lagi hubungan kerangka dengan batu-batu Situs Kumitir," kata Wicaksono, Sabtu (13/3/2021).
Saat ditemukan, kerangka manusia itu dalam posisi tengkurap, tangan menekuk ke arah depan, dan tangan kiri menekuk ke arah dada dan wajah sedikit menghadap ke barat.
Baca juga: Belasan Relawan Bergabung Gali Temuan Situs Kuno di Proyek Tol Malang
"Fosil ini ditemukan pada Rabu 3 Maret lalu setelah tiga hari dimulai ekskavasi tahap ketiga Situs Kumitir. Ditemukan di kedalaman 60 sentimeter dari permukaan tanah dan tertimbun bebatuan besar dengan luas 110 sentimeter," jelas Wicaksono.
"Kalau makam Islam, kedalaman kerangka satu meter setengah dari permukaan tanah. Ini posisinya tengkurap, lalu tertutup bebatuan, ini menjadi pertanyaan sekali," tambah Wicaksono.
Baca juga: Di Area Proyek 'Tempat Sampah' ini Terdapat Situs Sejarah
Menurut Wicaksono, kerangka manusia seperti tengkorak kepala dan kaki juga telah ditemukan saat ekskavasi, namun tidak utuh seperti yang ditemukan pada Rabu 3 Maret lalu.
"Semua kita kumpulkan dan dilakukan penelitian. Kami juga masih menunggu tim ahli dari Unair terjun ke lapangan melaksanakan pemantauan temuan. Jadwalnya pekan depan mereka datang lagi untuk ambil sampel identifikasi lebih dalam. Sehingga kerangka ini bisa memberikan jawaban proses terbenamnya situs Kumitir di sini. Bahkan bisa memberi gambaran masa Majapahit," pungkasnya.