jatimnow.com - Pernyataan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjadi topik penting dalam agenda Kamisan DPD Gerindra Jawa Timur, Kamis (12/8/2021) melalui kanal YouTube-nya.
Diskusi kali ini mengangkat tema: Gubernur Khofifah Ajak Untuk Move On Dari Covid-19, Tepatkah? Diskusi dipimpin Wakil Sekretaris Gerindra Jatim Najih Farhoq dan mendatangkan tokoh-tokoh strategis di tubuh partai ini.
Di antaranya Ketua Komisi C DPRD Jatim Hidayat dan Ketua Plh Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) Provinsi Jatim Lia Istifhama yang sekaligus menjabat Wakil Ketua Bidang Infokom Gerindra Jatim.
Baca juga: Gerindra Jatim Fokus Berdayakan Peran Perempuan
Mengantar diskusi tersebut, Bendahara DPD Gerindra Jatim Muhammad Fawait mengatakan bahwa Provinsi Jatim menjadi barometer bagi provinsi-provinsi lainnya.
"Jawa Timur hari ini penopang pertumbuhan ekonominya melebihi nasional walaupun kita masih punya PR tingkat kemiskinannya yang melebihi nasional. Itu PR kita bersama," ujar Fawait.
Dia menambahkan, instrumen perkembangan ekonomi goal-nya kembali kepada masyarakat. Dimulai dengan pemberdayaan ekonomi hingga pada pengentasan kemiskinan, sesuai visi dari Gubernur Jatim.
Dia lantas mendorong agar ASN bergerak cepat dalam merelisasikan tujuan itu dengan memaksimalkan instrumen pertumbuhan ekonomi di Jatim.
Baca juga: Pentingnya Modifikasi untuk UMKM di Tengah Pandemi Covid-19 Ala Gerindra Jatim
"Kalau kita ingin menyelamatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur maka gubernur harus perintahkan jajarannya untuk mengoptimalkan serapan belanja pemerintah supaya maksimal khususnya untuk yang padat karya. Government expenditur selain padat karya, yang harus dipahami adalah harus menyentuh sektor informal, sektor ekonomi mikro, menengah dan kecil," jelas Fawait.
Terkait kata 'move on' yang diungkapkan Khofifah beberapa waktu lalu, Fawait menafsirkan sebagai harapan baru tentang sebuah cara dan sistem yang baru untuk mendompleng perekonomian dari di tingkat kecil hingga besar.
"Itu baru bisa dikerjakan ketika government expenditure itu betul-betul bisa dioptimalkan serapannya. Hari ini serapan Jawa Timur 60 persen tidak sampai. padahal sudah bulan Agustus. Bukan berarti kemudian salah, tapi cita-cita mulia, semangat gubernur, menurut saya tidak diiringi dengan semangat anak buahnya," ulas Fawait.
Baca juga: Cerita Para Kader Gerindra Perjuangkan Nasib Para Nakes di Jatim
Dia juga mengusulkan agar pemberdayaan terhadap pesantren maupun lingkungannya tetap pula menjadi perhatian.
"Salah satu potensi yang bisa dimaksimalkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah dunia pesantren. Sektor informal (UMKM) dan pesantren saya yakin bisa menjadi salah satu dari kunci move on-nya, bahasanya bu gubernur perekonomian Provinsi Jawa Timur," tandasnya.