jatimnow.com - Kasus Covid-19 di Kota Batu yang terus melandai diiringi dengan tidak ada satu pun pasien yang menghuni ruang isolasi terpadu (isoter) di Yayasan Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII).
Tampak di lorong ruang isolasi tidak seramai biasanya. Sejumlah peralatan medis masih terlihat di meja, termasuk tabung oksigen yang disandarkan pada tembok.
Salah satu perawat yang bertugas di isoter, Wiwik Safitri menyebut bahwa isoter itu sudah tidak berpenghuni. Hal tersebut berbeda dari Juli 2021 lalu yang dipadati pasien positif Covid-19 hingga tercatat sampai 112 pasien dari total kapasitas 150 orang.
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
"Meski begitu, masyarakat tidak boleh puas diri. Harus mematuhi prokes dengan ketat. Karena kesehatan harus dijaga, potensi penularan itu bisa sewaktu-waktu terjadi," ujar Wiwik, Senin (11/10/2021).
Menurut Wiwik, pasien terakhir keluar dari isoter pada Minggu (10/10/2021) siang. Pasien itu sebelumnya dirawat di rumah sakit, lalu dipindahkan ke isoter karena kondisinya membaik.
"Semoga keadaan ini bisa berlangsung terus. Kalau jumlah pasien terus menurun terhitung sejak Agustus 2021," tambahnya.
Baca juga: PKK Jatim dan Unicef Berkolaborasi Geber Imunisasi Anak Pascapandemi
Sementara Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso menyatakan, tidak hanya di isoter, di RS Karsa Husada juga sudah tidak tercatat lagi pasien Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.
"Tolong masyarakat jangan sampai lengah, tetap disiplin protokol kesehatan dan mempertahankan capaian saat ini. Pandemi belum sepenuhnya usai. Kegagalan mempertahankan kedisiplinan protokol kesehatan akan berdampak pada melonjaknya kasus," pintanya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batu, per 10 Oktober 2021 cakupan vaksinasi dosis pertama untuk warga Kota Batu mencapai 85.20 persen atau 140.523 orang.
Baca juga: Polda Jatim Gandeng Mahasiswa Kedokteran Sasar Vaksinasi Pada Remaja
Sedangkan jangkauan cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 36.51 persen atau sebanyak 60.128. Sementara tenaga kesehatan yang mendapatkan dosis ketiga sebanyak 1.372 atau 82.55 persen.