jatimnow.com - Lebaran ketupat sudah melekat sebagai tradisi di tanah Jawa. Demikian juga dengan warga Kabupaten Ponorogo. Sebagian besar warga pasti membuat ketupat setelah Idul Fitri.
Di Desa Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo ada yang unik. Ratusan warga merayakan lebaran ketupat dengan menggelarnya sepanjang 500 meter.
Warga juga makan bersama-sama. Sehingga terlihat guyup rukun. Tidak ada perbedaan satu sama lain. Warga pun dengan sukarela membawa lauk dan ketupat dari rumah masing-masing dan dinikmati bersama di jalan desa usai halal bihalal.
Baca juga: Keseruan Puluhan Anak Yatim di Sidoarjo Belajar Menganyam Ketupat
Awalnya, ketupat yang dikumpulkan dibentuk menjadi tumpeng dan diarak keliling desa lengkap dengan reog dan tabuhan.
Usai berkeliling, tumpeng pun langsung diletakkan di tengah jalan desa. Saat warga sudah berkumpul, baru ketupat dibagikan di depan masing-masing warga lengkap dengan lauknya. Sebelum makan, warga pun berdoa bersama.
"Setelah idul fitri dalam tradisi Jawa ini disebut kupatan. Artinya untuk mengakhiri fitri silaturahmi selama 7 hari diakhiri kupatan," kata Kades Bangunrejo, Edi Suwito, Jumat (22/6/2018).
Baca juga: Wagub Jatim Emil Dardak Lebaran Ketupat di Trenggalek
Akhirnya, lanjut ia, dilakukan festival kupat ini. Untuk menjaga kerukunan antar tetangga dan masyarakat. Jika biasanya saling tukar kupat dianter.
"Jadi untuk hari ini mungkin seterusnya ini kita tradisikan ngumpul bersama makan kupat bersama dan kita biar rukun antar masyarakat dan lingkungan," bebernya.
Harapannya, lanjut ia, menjaga kerukunan masyarakat dan silaturahmi juga tetap terjaga.
Sementara, salah satu warga, Mayangsari, mengatakan event ini memupuk kebersamaan. Bisa makan bersama bareng-bareng.
Baca juga: Rekomendasi Menu Bersantan untuk Sajian Lebaran Ketupat
"Tidak perlu makan sendiri-sendiri di rumah. Lebih nikmat dan ada kebersamaannya jika makan bersama begini," katanya.
Di sisi lain, ketua panitia, Wisnu HP, menjelaskan, ini menunjukan bagaimana masyarakat Desa Bangunrejo bisa bahu membahu membangun ritual lebaran ketupat. "Bisa menjadi wujud halal bihalal, gotong royong dan kebersamaan," pungkasnya.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes