jatimnow.com – Tiga bulan lamanya mahasiswa asing program Bea Siswa Budaya Indonesia (BSBI) tinggal di Banyuwangi.
Selama menjalankan misi belajar seni dan budaya lokal Banyuwangi, ke-12 mahasiswa dari berbagai negara itu merasa telah menjadi bagian dari masyarakat yang kental dengan keramahan tamahannya.
Ditemani Direktur Diplomasi dan Informasi Publik Kementrian Luar Negeri Azis Nur Wahyudi, para siswa dari 12 negara datang ke Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi untuk berpamitan, yang saat itu ditemui Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko.
Baca juga: BSI Siapkan Anggaran Rp10 Miliar untuk Beasiswa Mahasiswa Jatim
Salah satu siswa BSBI Yui Moriya (21) asal Jepang mengaku banyak mendapat kesan yang mendalam selama berada di Bumi Blambangan. Beberapa kesenian, seperti tarian, alat musik daerah telah ia kenali. Oleh karenanya ia merasa menjadi bagian warga Banyuwangi.
“Saya kangen dengan keluarga di Jepang, tapi saya tidak ingin pulang dari sini. Orang di Banyuwangi sangat ramah saya suka tinggal di sini,” kata Yui, Senin (25/6/2018).
Selama ini, Yui mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga, mulai dari mempelajari tarian Jejer Gandrung, Sinar Udara, dan Merasa Gandrung. Selain itu juga budaya lokal dan pengalaman berinteraksi dengan kultur warga setempat.
“Banyuwangi sangat menyenangkan banyak festival juga punya tempat-tempat yang indah. Saya masih ingin merasakan itu semua,” ujarnya.
Nantinya, dari beberapa hal yang telah ia pelajari itu akan dipertontonkan di malam pertunjukan Indonesia Chanel di Taman Ismail Marzuki (TIM) 4 Juli mendatang, bersama siswa BSBI dari daerah lain.
Sedangkan Nelly dari Bulgaria mengaku, selain menari dirinya bisa memainkan alat musik gamelan dan rebana serta berbicara bahasa Osing untuk perkenalan.
“Aran isun Nelly. Isun teko Bulgaria (nama saya Nelly, saya dari Bulgaria-red),” tuturnya dengan logat bule.
Baca juga: Mahasiswa KKN UINSA Meninggal Terseret Ombak Saat Berwisata di Pantai Jember
Sementara itu, Kepada Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Direktur Diplomasi dan Informasi Publik Kementerian Luar Negeri, Azis Nurwahyudi menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan untuk Banyuwangi yang telah menjadi tuan rumah atas terselenggaranya kegiatan yang bekerja sama dengan Sanggar Seni Sayu Gringsring, Banyuwangi.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemkab dan masyarakat Banyuwangi yang telah menerima dengan sangat baik para mahasiswa program BSBI 2018. Kami harap Banyuwangi terus bersedia menjadi tuan rumah untuk program BSBI selanjutnya,” terangnya.
Kemenlu, lanjut Azis, tidak salah memilih Banyuwangi sebagai daerah untuk belajar bagi siswa BSBI. Ini merupakan tahun pertama Banyuwangi menjadi tuan rumah setelah 16 tahun penyelenggaraan BSBI di Indonesia dan memiliki alumni sejumlah 848 dari 74 negara.
“Saya melihat hasil yang diluar ekspektasi kami. Para siswa BSBI di Banyuwangi jauh lebih bagus dari apa yang kami bayangkan. Mereka tidak hanya bisa menari Gandrung dan memainkan alat musik tradisional, tapi mereka bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia bahkan Bahasa Osing,” urai Aziz.
Apa yang telah dipelajari oleh para siswa tersebut di Banyuwangi, nantinya akan dipentaskan pada even Indonesia Chanel (Inchan) di Taman Ismail Marzuki (TIM) di hadapan perwakilan kedutaan besar negara masing-masing dan tamu undangan.
Baca juga: 1 Pria Dikeroyok 7 Orang saat Pelatihan Kader Dasar di Pamekasan
"Bupati Banyuwangi juga kita undang untuk menyaksikan pertunjukan ini. Lebih dari itu setelah pulang ke negara masing-masing mereka akan menjadi sahabat sekaligus duta Banyuwangi dan Indonesia yang akan senantiasa membawa pesan dan kesan positif selama disini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Wabup Yusuf Widyatmoko juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak Kemenlu yang telah memberikan kepercayaan kepada Banyuwangi sebagai tuan rumah program BSBI.
“Ini adalah kepercayaan yang berharga. Banyuwangi siap menjadi tuan rumah di tahun-tahun berikutnya,” ujar Wabup Yusuf.
Reporter: Hafiluddin Ahmad