Surabaya - Gelombang tinggi mengancam kawasan pesisir kota Surabaya. Komisi A DPRD Surabaya Josiah Michael meminta Pemkot untuk menyiapkan Satgas kebencanaan standby di lokasi.
"Pemkot terjunkan Satgas, dampingi masyarakat di kawasan pesisir, latih mereka dengan aksi tanggap bencana," ujarnya, Senin (17/1/2022).
Menurutnya, rambu-rambu yang terangkan oleh balai kebencanaan telah didengar dan tersebar di tengah masyarakat. Namun, tak semuanya pandai melakukan aksi tanggap bencana.
Baca juga: Gelombang Laut di Jember Tinggi, BPBD Ingatkan Pengunjung Pantai Berhati-hati
"Warningnya sudah bagus, masyarakat paham kapan waktu harus bersiaga. Tapi nggak semuanya melek teknologi dan media sosial, apalagi aksi penyelamatan," tegasnya.
Baca juga: Nelayan Lamongan Takut Melaut, Imbas Gelombang Tinggi
Menurutnya, antisipasi kebencanaan tersebut bisa diantisipasi dengan pengembalian ruang hijau di Surabaya, khususnya perluasan hutan. Khususnya di musim hujan ketika intensitas curah tinggi selalu terjadi banjir.
"Saat ini luas hutan kota baru mencapai 306,35 hektare. Sementara pemkot berjanji akan membangun 3.300 hektare dalam 10 tahun sejak disahkannya Perda no 15 Tahun 2014 hutan kota. Capaian ini masih jauh dari target," katanya.
Baca juga: Gelombang Tinggi Terjang Pesisir Selatan Trenggalek, Banjir Rob Rendam Pertokoan
Ia berharap Rencana Kerja (Renja) ini bisa segera dikebut oleh Pemkot Surabaya. Ketua Bapemperda DPRD Surabaya itu menyebut peluasan kawasan hutan di Surabaya sangat penting untuk mengurai populasi sekaligus menjadi resapan air secara alami.
"Kami akan terus mengawal komitmen Pemkot Surabaya untuk mengurangi emisi karbon dan peningkatan suhu udara, apalagi kota Surabaya makin lama makin panas, makin tinggi suhunya. Selain itu dapat berfungsi juga sebagai resapan untuk mencegah banjir. Kita libatkan masyarakat agar pembangunan hutan kota berhasil," jelasnya.