Ponorogo - Pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tumpakpelem, Sawoo, Kabupaten Ponorogo memberi penjelasan tentang dugaan bantuan sosial (Bansos) berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang tidak cair.
"KKS itu kan bentuknya ATM. Kalau lewat EDC (Electronic Data Capture) tidak ada sinyal di Desa Tumpakpelem," ujar Bendahara BumDes Tumpak Pelem, Agus Rianto, Senin (14/2/2022).
Baca juga: Pasar Dukuh Depok Jember Kumuh, Pedagang Persoalkan Retribusi
Dia mengklaim bahwa masyarakat sepakat kartu dikumpulkan dahulu untuk digesek bersama. Kemudian pengambilan pun diinformasikan lewat grup.
Bisa jadi, kata dia, ada warga yang punya handphone tetapi ada yang tidak. Sehingga ketua menyampaikan tidak sampai ke ranah bawah.
Baca Juga: KKS Dipegang BUMDes, Bansos Warga Kecamatan Sawoo Ponorogo Raib
"Ada juga yang bilang tidak dapat kabar, padahal biasanya sudah disampaikan di grup Tumpak Pelem," tandas Agus.
Dia mengklaim telah mengadakan pertemuan dengan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) hasilnya ada beberapa pengambilan yang tidak diambil. Penyebabnya, karena tidak ada keluarga yang mengambilkan.
Baca juga: Green House Samirplapan, Pilot Project di Kecamatan Duduksampeyan Gresik
Menurutnya, jika bantuan sudah ditransfer dari pusat, langsung digesek untuk pengambilan. "Jadi tidak ada yang tidak diberikan itu tidak ada sama sekali. Miskomunikasi dengan ketua (kelompok)," paparnya.
Agus mengaku penerima BPNT di Tumpak Pelem, ada 360 orang. Biasanya per paket berisi beras, sayur, daging, telur, kacang (tergantung musim).
"Saya sering melihat dan mengabsen. Mama. saja yang sudah mengambil dan belum, " uraiya.
Sementara, pendamping PKH Tumpak Pelem, Sutrisno menambahkan permasalahan ini karena proses pencairan yang dirubah. Dia mengaku secara geografis Tumpakpelem daerah yang sulit sinyal.
Baca juga: BUMDes Bandungrejo Bojonegoro Jadi Rujukan Studi Bangka Barat
"Juga tidak ada ATM. Jadi pernah KKS dibawa ke ATM di Pasar Sawoo. Namun tak jarang ATM tersebut kehabisan uang. Akhirnya ke ATM di Tamansari," terangnya.
Karena itu, banyak yang titip. Seperti para lansia. Sutrisno selaku cuma mendampingi peserta yang mewakili mengambil di ATM tersebut. Yang menyairkan adalah BumDes.
Untuk mempermudah penyaluran, kartu dikumpulkan sesuai kesepakatan KPM kemudian digesek mencari tempat yang ada sinyal dengan EDC. Selama ini sudah berjalan dan tidak ada masalah.
"Tidak ada masalah. Sudah berjalan lama ini, akhirnya tahun 2022 ini ada antena untuk memperkuat sinyal. Nanti KKS dipegang sendiri," pungkasnya.