Sidoarjo - Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Sidoarjo mempertanyakan pernyataan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali tentang dugaan 15 kecamatan di Sidoarjo terpapar radikalisme hingga bunker masjid berisi senjata.
"Kami dari Pemuda Muhammadiyah Sidoarjo bersama ormas Islam dan elemen masyarakat lainnya sangat menolak radikalisme di Indonesia, khususnya di wilayah kami di Kabupaten Sidoarjo," ujar Ketua PDPM Sidoarjo Adit Hananta Utama usai mendatangi kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sidoarjo, Selasa (22/2/2022).
Adit menegaskan, Pemuda Muhammadiyah siap bersinergi dengan ormas Islam lainnya seperti dari Nahdlatul Ulama (NU) maupun elemen masyarakat lainnya untuk menolak dengan tegas aksi radikalisme.
Baca juga: Wali Kota Surabaya Kukuhkan Pemuda Muhammadiyah, Ini Pesannya
Pemuda Muhammadiyah Sidoarjo juga siap melawan informasi menyesatkan atau hoaks yang dapat meresahkan masyarakat. Termasuk mempertanyakan statemen Bupati Muhdlor yang menyampaikan kajian tentang radikalisme hingga bunker di bawah masjid yang isinya senjata.
Beberapa waktu lalu Pemuda Muhammadiyah Sidoarjo telah menyaksikan video yang berisi pernyataan Bupati Sidoarjo Muhdlor. Bupati menyampaikan tentang kajian bahwa dari 18 kecamatan di seluruh Kabupaten Sidoarjo, hanya 3 kecamatan yang statusnya aman dari radikalisme.
Dari 15 kecamatan, 7 wilayah statusnya dinyatakan merah, yakni Kecamatan Sedati, Buduran, Gedangan, Sidoarjo, Candi, Balongbendo, Tarik. Sedangkan 8 kecamatan lainnya, statusnya dinyatakan kuning.
Serta, ada masjid di salah satu perumahan di wilayah Kecamatan Sedati, yang di bawah masjid tersebut ada bunker berisi arsenal atau senjata.
"Kami terkejut dengan kabar yang disampaikan Bupati. Kami sudah berulang kali mendesak Bupati untuk menunjukkan bunker berisi senjata di bawah masjid itu di mana," tanya Adit.
"Kami juga mengecek ke beberapa masjid di wilayah Sedati. Tapi kami tidak menemukannya. Oleh karena itu, kami mendesak Bupati untuk menunjukkan di mana ada bunker senjata di bawah masjid. Mari kita lawan bersama radikalisme di Sidoarjo," tegasnya.
Sayangnya, Bupati Sidoarjo Muhdlor tidak bisa menunjukkan bunker isi senjata di bawah bangunan masjid yang mana. Pemuda Muhammadiyah juga sudah menanyakan ke Bakesbangpol Sidoarjo dan tidak ada yang berani memastikan kebenaran soal bunker senjata tersebut.
Baca juga: Gubernur Khofifah Ajak PW Pemuda Muhammadiyah Sinergi Bangun Jawa Timur
Pemuda Muhammadiyah Sidoarjo pun meragukan kajian tentang radikalisme yang disampaikan oleh Bupati Sidoarjo Muhdlor.
"Narasi tentang radikalisme yang disampaikan oleh Bupati Sidoarjo harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Fakta dan validitas datanya harus teruji agar tidak menjadi informasi yang hoax yang dapat meresahkan masyarakat khususnya umat Islam," terangnya.
Sebagai kepala daerah, sambung Adit, bupati harus bisa mengayomi semua lapisan masyarakat dan tidak menyebarkan informasi hoaks, menyebarkan fitnah yang meresahkan khususnya bagi umat Islam.
"Kalau memang data yang disampaikan bupati itu benar. Silahkan tunjukkan di mana ada bunker isi senjata di bawah masjid. Kami dari Pemuda Muhammadiyah siap bersinergi dengan TNI, Polri dan ormas Islam dan elemen masyarakat lainnya untuk bersama-sama menangkal radikalisme di Sidoarjo," tegasnya.
Sedangkan Kepala Bakesbangpol Kabupaten Sidoarjo Mustain Baladan enggan menanggapi kabar 15 kecamatan di Sidoarjo yang terpapar radikalisme maupun bunker senjata di bawah bangunan masjid di wilayah Kecamatan Sedati seperti yang disampaikan Bupati Muhdlor.
Baca juga: Mediasi Kesenjangan, Eksponen AMM Jatim Gelar Rembuk Kader Sang Surya
"Saya nggak bisa cerita itu. Silahkan sampean tanya ke pak bupati," kata Mustain.
Ia mengatakan, sebelum ada kabar dari Bupati Muhdlor tentang 15 kecamatan terpapar radikalisme dan bunker isi senjata di bawah bangunan masjid, Bakesbangpol sudah melakukan sosialisasi dan antisipasi paham radikalisme.
"Sebelum ada pernyataan pak bupati, kami sudah punya program di tahun 2021 yaitu mengundang takmir masjid, mengundang ormas-ormas Islam, kemudian pertemuan lintas agama," tuturnya.
"Kami juga sudah menerima rekan-rekan dari Pemuda Muhammadiyah Sidoarjo. Kita sama-sama menjaga Sidoarjo, agar tidak terjadi radikalisme," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali saat dikonformasi melalui telepon serta pesan WhatsApp (WA) tidak ada respon.