Jombang - Kisah mistis di area petilasan Panji Asmorobangun di Dusun Bogem, Desa Grogol, Kecamatan Diwek Jombang, tak pernah sepi dibicarakan masyarakat setempat.
Tak sedikit warga menjumpai sosok penunggu petilasan Panji Asmorobangun. Bahkan, warga setempat mengaku pernah diberi benda bertuah oleh sosok penunggu dari petilasan tersebut.
Seperti yang dialami Kepala Dusun (Kasun) Bogem, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Mahmud (51). Saat ditemui di rumahnya, Mahmud menceritakan secara gamblang proses pemberian benda bertuah berupa mustika kembang kantil dari wesi aji (bahan keris).
Baca juga: Ini Cerita Mistis Petilasan Selo Gilang di Kediri
“Ya masih baru saja dikasi. Sekitar 3 bulan yang lalu. Itupun saya gak meminta,” terang Mahmud.
Mahmud mengurai, ia sering mendoakan Panji Asmorobangun atau masyarakat menyebutnya dengan sebutan mbah Bangu.
“Ya akhir-akhir ini sering kirim doa dari rumah untuk mbah Bangu,” paparnya.
Pada suatu malam, sambung Mahmud, ia mimpi didatangi sosok mbah Bangu. Dan dari mimpi itu, Mbah Bangu memintanya mendatangi makam.
“Aku disuruh ke makam, tapi saya gak ke sana. Dan minta tolong pada teman yang kebetulan pinter (indigo) untuk melihat sebenarnya ada apa,” urai Mahmud.
Setelah itu, Kolis, teman Mahmud melakukan ritual. Namun, Kolis mengeluh tak bisa melihat karena ia merasa pusing saat memulai ritual yang dijalani.
Kemudian, Mahmud bermimpi lagi. Kali ini ia bermimpi mengambil sebuah biji tanaman di area makam bersama tetangganya yang bernama Sandi.
Baca juga: Misteri Penampakan Kakek Tua di Petilasan Syekh Subakir Banjardowo Jombang
“Mimpi mengambil sogok telik di sebelah selatan makam. Ngambilnya sama Sandi. Lalu saya cari Sandi untuk menanyakan mimpinya itu,” kata Mahmud.
Saat bertemu Sandi, Mahmud menceritakan detail mimpinya itu. Selanjutnya Sandi mengajak Mahmud masuk ke dalam rumah. Saat itu, Sandi tiba-tiba kerasukan sosok penunggu petilasan Panji Asmorobangun.
“Sandi ini kesurupan, terus yang masuk itu mbah e. Dan saya disuruh untuk mendamaikan warga yang kisruh, atau berantem. Nah terus saya dibilangi kalau dikasi mustika. Tapi orangnya berpesan agar mustika itu tidak disalahgunakan,” ucapnya.
Lantas pada keesokan harinya, Mahmud mendatangi petilasan Panji Asmorobangun dengan tetangganya. Tepat setelah adzan magrib ia memberanikan diri ke tempat tersebut.
“Di sana langsung saya melihat cahaya putih di bawah pohon. Selanjutnya saya ambil mustika kembang kantil, terbuat dari wesi aji,” ucapnya.
Baca juga: Mengulik Misteri Petilasan Panji Asmorobangun di Jombang
Ia menerangkan jika dalam bahasa arab, kembang kantil merupakan symbol mahabah.
“Ya kegunaannya untuk merekatkan orang. Ya mungkin saja untuk mendamaikan masyarakat karena saya ini perangkat desa dengan jabatan kepala dusun,” akunya.
Ia menyebut, tak hanya benda mustika secara nyata, namun Mahmud mengaku pernah juga diberikan mustika berupa gelang goib. Yang hingga kini melakat di tangannya.
“Ya ada dua mustika, yang satu benda tadi. Dan yang satu di tangan ini tapi bentuknya gelang goib,” pungkasnya.