Jombang - Intensitas hujan yang masih tinggi di Kabupaten Jombang, mengakibatkan sejumlah sungai di wilayah setempat meluap. Seperti yang terjadi di Kecamatan Ploso, Jombang.
Akibat luapan air Sungai Bacang dan Marmoyo, sedikitnya ada 7 desa terendam air. Yakni, Desa Ploso, Desa Rejoagung, Desa Losari, Desa Pegertanjung, Desa Jatigedong, Desa Gedongombo, dan Desa Kedungdowo.
Kondisi genangan air terparah terjadi di 3 dusun di wilayah Desa Jatigedong. Ketinggian air bervariasi mulai 60 hingga 85 sentimeter. Genangan air ini, sudah terjadi sejak 2 hari.
Baca juga: Tim Pemeliharaan Banjir Kanal Lamongan Susuri Gorong-gorong Kali Dapur
Solikan (65) warga Dusun Gedang, Desa Jatigedong menjelaskan, jika air menggenangi jalanan kampong hingga masuk ke dalam rumahnya sejak Kamis (10/3) kemarin.
"Ya mulai hari Kamis, sampai sekarang belum surut. Kondisi air masih tetap. Air kalau di dalam rumah sekitar 30 sentimeter, kalau di jalan kampong mencapai 1 meter,” ungkap Solikan.
Ia menyebut, air luapan sungai ini datang sejak kemarin pagi sekitar 10.00 WIB. Selain itu, Solikan menyebut, jika banjir kali ini cukup parah dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ya langganan, tapi ini cukup besar banjirnya. Dan berlangsung lama, biasanya cepat. Ya kira-kira sampai seminggu airnya bertahan," ungkapnya.
Kondisi air yang cukup tinggi ini, membuat sejumlah sekolahan yang ada di sekitar area Dusun Gedang, diliburkan. “Ya libur semua sekolahan, mulai SMP, sama MI (madrasah ibtidaiyah), mulai kemarin,” kata Solikan.
Solikan mengaku banjir kali ini cukup parah. Intensitas hujan yang tinggi membuat sejumlah tanggul sungai jebol. “Iya ada tanggul yang jebol,” ucapnya.
Lantaran aktivitas warga terganggu, masyarakat mendapat pasokan makanan dari dapur umum yang disiapkan BPBD dan Dinsos Jombang. “Ya diberi desa, tadi diberi mie instan 6 bungkus, dan air mineral. Yang paling dibutuhkan ya makanan yang paling utama,” tegasnya.
Baca juga: 2 Jam Diguyur Hujan, Kota Kediri Terendam Banjir
Ia beraharap pada pemerintah setempat untuk mengatasi banjir di wilayahnya. “Ya mestinya segera diperbaiki, agar gak banjir lagi,” tukasnya.
Sementara itu, Camat Ploso,Tridoyo Purnomo, mengakui banjir akibat intensitas hujan yang tinggi ini terjadi sejak hari Rabu (9/3) kemarin. Sehingga, sambung Camat, pada hari Kamis kemarin, air luapan sungai menggenangi pemukiman warga.
“Intensitas hujan tinggi, di area Plandaan dan Kabuh, sehingga air pada malam itu, masuk ke Desa Kebonagung, dan Pagertanjung sempat ada luapan air sungai masuk kepada areal persawahan dan jalan Desa,” kata Camat.
Camat menyebut, pada hari Kamis pagi itu air sudah mulai surut. Dan pada hari Kamis itu juga daerah Pegertanjung, Pandan Blole, Kedungdowo, terus Jatigedong, Gedongombo, Ploso dan Losari itu juga ada luapan air dari sungai.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan
"Ya harapannya kita tidak terjadi hujan akan tetapi hujan juga. Sehingga penyusutan lamban sekali, untu itu kemarin kita koordinasi dengan pengairan dan Dinas PUPR untuk mengaktifkan sudetan ke Sungai Brantas,” paparnya.
Namun, sambung Camat, air Sungai Brantas juga sedang naik sehingga pemanfaatan sudetan untuk mengurangi debit air yang merendam rumah warga menjadi lamban. “Sehingga pembuangannya tidak maksimal,” katanya.
Ia menyebut, ketinggian air di sejumlah desa menunjukkan tren turun. Akan tetapi, di Desa Jatigedong, memang kondisi tanahnya agak rendah, sehingga air belum juga surut.
“Ya mudah-mudahan cuaca cerah, sehingga nanti malam air sudah surut. Dan tadi pagi kita cek ada penurunan sedikit,” tukasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, banjir di Kabupaten Jombang semakin meluas. Data dari BPBD Jombang, di Jombang ada 6 Kecamatan yang kondisinya terendam air. Yakni, Kecamatan Sumobito, Ploso, Mojoagung, Tembelang, Peterongan, Kudu.