Sidoarjo - Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial (FBHIS) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menginisiatori pembuatan popok reusable di Kabupaten Sidoarjo untuk mengurangi intensitas dampak buruk lingkungan.
Kegiatan yang digelar di Desa Tlasih, Kecamatan Tulangan tersebut adalah bentuk riset keilmuan yang dihibahkan dari Dikti kepada Prodi Ilmu Komunikasi dan Manajemen Umsida.
Ketua Tim Riset Keilmuan Dr. Totok Wahyu Abadi memaparkan bahwa kegiatan tersebut merupakan workshop di masyarakat terkait pembuatan popok reusable atau popok yang bisa dicuci dan dipakai kembali.
Baca juga: Taruna Poltekbang Surabaya Magang di Miyazaki Airport Jepang
"Tujuan kami melakukan riset ini adalah untuk mengurangi menumpuknya sampah popok yang selama ini masih belum ada solusinya. Masih banyak mitos terkait popok sekali pakai yang dibakar akan berefek buruk kepada pantat bayi. Sebenarnya yang terjadi karena bayi alergi dengan bahan popoknya atau popok tidak sering diganti," paparnya, Senin (21/3/2022).
Menurut Totok, berdasar dari beberapa riset yang telah dilakukan. Kebiasan popok sekali pakai tersebut dibuang ke sungai. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus maka efeknya akan mempengaruhi ekosistem di sungai.
Baca juga: Tidak Sempat Daftar SNBP? Yuk Pilih Undiksha Lewat SNBT
"Waktu kita coba pra-riset di Tlasih, memang mereka memilih popok sekali pakai karena praktis. Tapi di balik itu mereka masih belum sadar akan pengaruhnya di lingkungan. Jadi yang kita bisa lakukan saat ini adalah tindakan mengurangi. Dari semula sehari 6-7 popok, nah diharapkan dengan adanya popok reusable maka akan berkurang pemakaian popok sekali pakai tersebut," imbuhnya.
Dosen Umsida tersebut juga menjelaskan, saat ini, pihaknya telah mendampingi ibu-ibu kader Posyandu untuk melakukan pembuatan popok reusable ini. Popok reusable yang kedepan akan digunakan dan diberdayakan di masyarakat tersebut dibuat dari perpaduan kain katun, handuk, dan kain taslan.
"Harapannya kedepan, ketika warga Tlasih ini sudah bisa membuat popok reusable sendiri dengan jumlah banyak, kita juga akan memandu produk ini bisa masuk dalam Posyandu desa karena sesuai data, di sana ada sekitar 600 bayi," ujarnya.
Baca juga: Pria asal Nganjuk Ditabrak Polisi di Kediri
Tidak hanya itu, acara workshop yang digelar selama tiga hari ini menjadi inisiasi untuk memberdayakan masyarakat terutama ibu-ibu kader Posyandu untuk berpartisipasi dalam penanganan masalah lingkungan di Sidoarjo.
"Ini masih tahap awal. Intinya akan ada tahap produksi, trial ke bayi, riset tingkah perkembangan bayi dan kita juga akan membantu pemasaran produk ini ke masyarakat luas," pungkasnya.