Ponorogo - Puluhan Mahasiswa di Ponorogo kembali turun ke jalan. Kali ini yang berunjuk rasa puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ponorogo.
Pantauan di lokasi, dalam aksi kali ini puluhan mahasiswa menduduki kantor Bupati Ponorogo. Demo tersebut nyaris ricuh. Puluhan mahasiswa mencoba meringsek masuk ke kantor Bupati Ponorogo.
Aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi terlihat. Namun sayang puluhan mahasiswa ini gagal bertemu dengan Bupati Sugiri Sancoko.
Baca juga: TPA Klotok Overload, Pemerintah Kota Kediri Siapkan Lahan Baru Seluas 6 Hektare
Ketua Cabang PMII Ponorogo, Agus Murjiranto mengatakan bahwa status di tempat pembuangan akhir (TPA) Mrican sudah overload. Air limbah juga sudah turun ke selokan.
Dari riset terungkap bahwa banyak sekali limbah ke selokan irigasi pertanian, mengalir ke sawah. Hal itu berdampak pada hasil panen buruk sekali.
"Panen petani itu turun 50 persen dari hasil maksimal, " ujar Agus selesai aksi, Jumat (1/4/2022).
Baca Juga: Sampah Overload di Ponorogo, Mahasiswa Tagih Janji Bupati Sugiri Sancoko
Baca juga: TPA Pakusari Jember Terima 197 Ton Sampah Per Hari, Jumlahnya Terus Naik
Air limbah ini ini menyebabkan penyakit kulit. Karena airnya mengalir ke sawah milik warga. Gunungan sampah ini tercium radius 2 Km. Baunya sangat menyengat.
"Kami mengharapkan upaya dari pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk betul-betul mencarikan solusi dan mengawal permasalahan ini sampai selesai, " tambahnya.
Dia menagih janji Bupati Sugiri Sancoko yang bisa mengurai permasalahan sampah. Pemerintah Kabupaten Ponorogo berencana untuk mengurangi jumah volume sampah yang masuk ke TPA Mrican dengan cara melakukan pengolahan sampah secara mandiri oleh masyarakat dalam bentuk pemilahan sampah organik dan an-organik dengan tujuan agar sampah yang masuk ke TPA mrican hanya sampah an-organik saja.
Baca juga: Pengelolaan Bank Sampah dengan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Teknologi
Hal ini karena sampah organik diolah mandiri untuk dijadikan kompos, sedangkan sampah an-organik rencananya akan dikelola menjadi Briket sebagai sumber energi terbarukan (renewable).
"Namun, fakta di lapangan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Sampah organik maupun an-organik di TPA tersebut menggunung dan mengeluarkan air limbah," tambahnya.
"Kita akan mengawal terus. Artinya tadi kita komunikasi audiensi, pingin mengawal ini, bahwasanya besok, di jam pagi, akan audiensi dengan Bapak Bupati, akan mengusut terus permasalahan ini sampai selesai," pungkasnya.