jatimnow.com - Perjuangan keras untuk melintasi jalan berlumpur di Dusun Bangeran, Desa Bobol, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, juga dirasakan tanaga pendidik (guru) taman kanak-kanak dan PAUD DWP Pertiwi III.
"Dari dulu sampai sekarang, kondisi jalannya ya seperti itu, susah dilewati terutama pada saat hujan," ujar Wakinem, Guru TK/PAUD DWP Pertiwi III saat dihubungi jatimnow.com, Jumat (13/7/2018).
Wakinem yang juga Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (GTKI) Kecamatan Sekar, menceritakan, dirinya sering diundang menghadiri kegiatan di luar Dusun Bangeran.
Ketika ada undangan di saat musim hujan, Wakinem mau tak mau harus menghadiri undangan tersebut dengan melintasi jalur yang penuh dengan lumpur dan susah dilewati.
Wakinem yang harusnya berangkat dari rumahnya di Dusun Bangeran dengan pakaian rapi, terpaksa harus mengenakan pakaian tambahan hingga bersepatu boat.
"Terpaksa bawa pakaian ganti untuk agar aman lewat di jalannya berlumpur. Ketika sampai di Karangjati (wilayah masuk Kabupaten Ngawi) baru pakai pakaian guru," tuturnya.
"Jadi jangan pakai rok atau kebaya dahulu. Bisa kotor semua atau jatuh ke lumpur," tambahnya dengan tertawa.
Guru Tidak Tetap (GTT) ini juga menceritakan perjuangan rekan seprofesinya sebagai guru TK di Dusun Bangeran, Bu Sukesih.
Setiap hari, Sukesih naik motor dan menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari tempat tinggalnya di Dusun Tambran, Ngambon, Bojonegoro ke tempat sekolah TK/PAUD DWP Pertiwi di Dusun Bangeran.
"Setiap pagi bu Sukesih berangkat naik motor. Ya kalau berangkat dari rumahnya tidak memakai pakaian guru, pakai pakaian biasa. Sampai di sini, mandi dan ganti pakaian di rumah saya," tuturnya.
Sungguh dilema bagi pejuang tanpa tanda jasa ini. Anak-anak SD di dusun ini terancam tidak masuk sekolah bila hujan mengguyur. Sebab jalan menuju sekolahnya akan berlumpur.
"Besar harapan kami, ada perhatian lebih dari pemerintah. Jalan dibangun yang layak. Pendidikan anak-anak tidak terbengkalai. Karena kalau musim hujan, jalan susah dilintasi, maka anak-anak (siswa SD) tidak ada yang masuk sekolah," jelasnya.
Reporter: Rois Jejeli
Editor: Budi Sugiharto