Mojokerto - Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar pertunjukan wayang kulit dalam dalam rangka memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia, di Kampus III Ubaya Training Center, Jl. Udayana, Desa Tamiajeng, Trawas, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (3/9/2022).
Dalam pertunjukan wayang kulit tersebut Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Kadis Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, Sinarto, yang bertindak sebagai dalang itu mempertunjukkan wayang dengan judul “Babad Wanamarta”.
Acara diawali dengan penyerahan wayang oleh Ketua Yayasan Universitas Surabaya, Anton Prijatno, S.H. kepada sang dalang Ki Sinarto. Dalam penyerahan itu juga nampak Bupati Kabupaten Mojokerto, Dr. Ikfina Fahmawati dalam acara tersebut.
Baca juga: Dilantik Anggota DPRD Surabaya, Putra Blegur Prijanggono Ditunjuk jadi Ketua Fraksi Golkar
Selain pertunjukan wayang, ada pula penampilan dagelan dari pelawak Agus Kuprit, Cak Tawar, dan Proborini.
Rektor Ubaya, Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T, mengatakan pagelaran wayang sudah menjadi tradisi Ubaya sejak dulu dan kembali diadakan sebagai momen melangkah pascapandemi.
“Ubaya ingin menggaungkan budaya asli Indonesia ke lintas generasi. Sesuai tema Babad Wanamarta, kami ingin semua generasi bisa bersatu dalam membangun kehidupan baru yang lebih baik,” ujarnya.
Sehingga dalam wayangan yang digelar semalam suntuk yang menghadirkan Cerita wayang “Babad Wanamarta” menggambarkan Indonesia saat berjuang meraih kemerdekaan.
Baca juga: Ramadan Berkah, Ikatan Alumni Universitas Surabaya Berbagi di 7 Panti Asuhan
Lakon ini mengisahkan usaha Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa atau Pandawa dalam mendirikan istana di Hutan Wanamarta.
Hutan tersebut terkenal sangat angker sehingga mustahil dimasuki siapapun. Pandawa pun harus mengalahkan serangan dari makhluk penunggu hutan.
"Dengan ketekunan, pantang menyerah, serta kesungguhannya, Pandawa akhirnya berhasil mendirikan istana megah yang diberi nama Amarta," bebernya.
Baca juga: Teknik Fotografi Lighting Penentu Laris Tidaknya Produk E-Commerce
Melalui pagelaran wayang ini, Ubaya ingin mengajak masyarakat untuk mencintai budaya lewat hiburan lokal. Benny berharap, nilai-nilai baik dalam cerita wayang ini dapat dihayati dalam kehidupan sehari-hari.
“Ubaya berupaya untuk terus menjaga kelestarian kesenian lokal, khsususnya wayang kulit, agar dapat dinikmati masyarakat dari masa ke masa," ungkapnya.