Jombang - Gelombang penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintah pusat terus berlanjut. Giliran pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Jombang menggelar penolakan.
Mereka kompak mengenakan seragam partai sembari membawa poster penolakan kenaikan harga BBM di kantor mereka.
Ketua DPD PKS Kabupaten Jombang Didik Darmadi, menjelaskan gelombang penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi hingga saat ini terus berdatangan. Kini giliran PKS Jombang ikut menyuarakan penolakan BBM bersubsidi naik.
Baca juga: Luluk - Lukman Sowan Kiai Ahmad Hasan Jombang, Direstui Menang Pilgub Jatim
Dikatakan Didik, harga BBM bersubsidi tidak seharusnya mengalami kenaikan, sebagaimana telah tercantum dalam UUD 1945.
”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Pasal 33 ayat 1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara,” ungkap Didik pada sejumlah jurnalis, Rabu (7/9/2022).
Lebih lanjut ia menjelaskan pemerintah harus hadir membela kepentingan rakyat. Dikarenakan rakyat belum juga pulih secara ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Pj Bupati Jombang Ajak Petani Tembakau di Kabuh Kembangkan Kawasan Industri Sigaret
"Kami PKS harus berpihak pada rakyat. Melalui semua unsur PKS yang ada, akan bersikap tegas menolak kebijakan pemerintah yang menaikkan BBM bersubsidi," tegasnya.
Selain itu, sambung Didik, rakyat sudah berkali-kali terpukul dengan berbagai kondisi yang makin mengimpit ekonomi rakyat. Seperti harga minyak goreng yang melambung tinggi tak terkendali.
"Belum selesai harga minyak goreng yang melonjak, harga telur meroket. Kini seluruh masyarakat semakin terpukul dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi," paparnya.
Baca juga: Data Korban Tewas Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari Malang di Tol Jombang
Ia menilai, dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi akan menurunkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat kecil yang kondisi ekonominya belum pulih.
"Tukang ojek, pedagang kaki lima, tukang bakso, supir angkot dan truk, buruh dan prkerja, pelaku UMKM, emak-emak, pelajar, petani, peternak, dan elemen masyarakat lainnya akan menjerit. Terpukul ekonominya dan sulit bangkit dari keterpurukan ekonomi," ujarnya.