jatimnow.com - Ketua yayasan Al Husniyyah yang menaungi MTs Al Ishlah angkat bicara terkait keluarnya kepala sekolah, 11 guru serta 2 karyawan MTs Al Ishlah yang diduga lantaran julukan sebagai 'sekolahan teroris' oleh masyarakat.
Joko Ketua Yayasan AL Husniyyah yang menaungi MTs Al Ishlah mengatakan bahwa julukan sebagai 'sekolahan teroris' tidak mendasar, pasalnya selama ini sekolah tersebut cukup terbuka.
Terkait alasan pengunduran diri dari 14 orang tenaga pengajar tersebut, Joko mengaku para guru serta karyawan tidak menyebutkan secara spesifik. Bahkan dari 14 orang itu hanya satu yang menyampaikan permohonan tertulis secara resmi kepada pihak yayasan.
Baca juga: Dari Cikeas Bogor, Napiter Asal Gresik dan Malang Dipindah ke Kediri
"Alasan dari satu orang itu karena menduga pihak yayasan campur tangan dalam kebijakan sekolah. Tetapi sebetulnya tidak," papar Joko saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (25/7/2018).
Baca juga: Dijuluki Sekolah Teroris, 11 Guru Mts di Banyuwangi Mengundurkan Diri
Tidak ada satupun, kata Joko, yang menyebutkan alasan pengunduran diri mereka atas rumor yang beredar di masyarakat Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar dengan dugaan 'sekolahan teroris'.
"Yang 13 orang, mundur tapi tidak melalui surat atau tidak resmi. Mungkin sebagai bentuk solidaritas atau apa saya kurang tahu," tegasnya.
Baca juga: Muazin Musala di Tulungagung Ditangkap Tim Densus 88, Begini Kata Warga
Joko menegaskan, selama ini pihak yayasan hanya melakukan monitoring dan evaluasi kinerja untuk meningkatkan atau menjaga prestasi siswa-siswi di MTs Unggulan AL Ishlah.
Bahkan dia menegaskan, dalam setiap penerimaan siswa baru atau kegiatan lainnya pihak Kepolisian dan Koramil Muncar rutin mengunjungi sekolah yang dinaungi yayasan yang dipimpinnya itu.
Sangat tidak realistis, lanjutnya, apabila di sekolah MTs Unggulan AL Ishlah dikatakan tertutup apalagi hingga dicap dan diduga 'sekolahan teroris'.
"Setiap MOS, PBB, atau acara lainnya aparat Kepolisian dan Koramil kerap kesini," tegas Joko.
Baca juga: Pilihan Pembaca: Kirab Budaya, Terduga Teroris, Hari Jadi Pemkab Jombang
Perkembangan di tahun ajaran baru kali ini, katanya, jumlah siswa kelas VII justru meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun ajaran 2017/2018 terdapat 60 murid baru, dan ditahun ajaran ini meningkat menjadi 70 siswa.
"Tidak benar kalau sekolah kami tertutup atau lain-lain. Cuma kalau kesini harus jelas tujuannya mau ketemu dengan siapa dan maksud kedatangannya," paparnya.
Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Arif Ardianto