jatimnow.com – Achmad Jufrianto (44) tak menyangka usaha ikan teri olahan yang dibangun secara iseng justru menjadi bisnis utama yang menopang kehidupan keluarganya.
“Profesi saya guru di SMKN 1 Sumenep, sebelum membuka usaha Teriyami Crispy ini, sehari-hari saya hanya mengandalkan gaji sebagai seorang guru,” ujarnya mengawali percakapan.
Pada 2014, Jufri mencoba peruntungan bisnis ikan teri olahan. Sebelumnya, ia pernah membantu teman di Cirebon memasok ikan untuk ekspor.
Baca juga: Komisi B DPRD Jatim Dukung Prabowo Hapus Kredit Macet UMKM
“2014, bahan baku ikan teri saat itu melimpah, dan kebetulan ibu saya pintar memasak. Jadi kami coba masak dan olah. Jadilah teri siap saji, lalu saya coba pasarkan lewat teman-teman dan tetangga,” jelasnya.
Ketika respons pasar cukup bagus, bapak 2 anak ini semangat untuk menjual produknya merambah ke pusat oleh-oleh hingga ke ritel modern.
“2018, legalitasnya mulai saya lengkapi. Lalu saya coba memasarkan di pusat oleh-oleh dan sejumlah ritel modern termasuk Alfamart,” katanya.
Saat ini ada 2 varian produk Jufri yang dijual Alfamart. Yakni, Teriyami Ikan Teri Original (100 gram) dan Teriyami Ikan Teri Pedas (100 gram).
Baca juga: Cara PKB Berdayakan Perempuan Jatim di IWF 2024
“Saya masih ada 3 varian lain yang saya jual di pusat oleh-oleh, yakni Teriyami Ikan Teri Balado, Teriyami Ikan Teri Kacang Lorjuk dan Teriyami Ikan Teri Goreng, serta satu lagi Kerupuk Amplang,” jelasnya.
Jufri mengaku pernah mencoba mengolah jenis ikan lain seperti ikan kalapan yang kelasnya ekspor dan juga dipasarkan di wilayah Madura, Surabaya, Sidoarjo.
“Sayangnya, terkendala bahan baku. Akhirnya saya kembali lagi pakai ikan teri sebab produksi ikan teri tidak mengenal musim dan pemasoknya dari sekitar Sumenep dan Pamekasan saja,” akunya.
Per hari, Jufri bisa mengolah ikan teri hingga 100 kilogram dan bisa menghasilkan 1000 pax siap jual.
Baca juga: Metamorfosis Rati di Kepompong Pertamina
“Semua saya olah secara tradisional, belum pakai mesin. Tapi nanti kalau pasarnya mulai meluas dan permintaan naik saya akan pakai mesin agar lebih efektif,” ujarnya.
Untuk pasar ekspor, Jufri juga sedang mendalami.
“Kemarin ada permintaan untuk dikirim ke China dan ke Saudi Arabia melalui Bu Wabup Sumenep. Cuma masih saya kalkulasi, baik tentang produksinya apakah bahan baku dan tenaga kerja mencukupi atau tidak jika dilakuan secara kontinyu,” kata pria yang kini mempekerjakan 8 orang karyawan ini.