jatimnow.com - Berdasarkan laporan harian Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per Jumat (21/10/2022) ada 241 anak di 22 provinsi terserang Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).
Dari angka tersebut, sejumlah 133 anak meninggal dunia, 64 anak masih menjalani perawatan. Sementara sisanya dinyatakan sembuh.
Kasus gangguan ginjal akut dilaporkan pertama kali terjadi pada 2 Januari 2022. Namun, tren peningkatan baru terlihat mulai Agustus, dengan 36 kasus. Laporan bertambah pada September dan Oktober, yaitu 78 dan 110 kasus. Fatality rate mendekati 50%.
Baca juga: Caleg Partai Gerindra Probolinggo, Sidang Gagal Ginjal Akut, Kuliner Sushi
Menteri kesehatan menyebut bahwa sejauh ini dugaan terbesar penyebab kasus gangguan ginjal akut di Indonesia adalah senyawa kimia yang mencemari obat-obatan sirop, yaitu etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butyl ether (EGBE).
Gut Microbiota, Gut-Renal Axis
Mikroba yang terdiri dari beragam bakteri, jamur dan virus membentuk komunitas ekologis yang dinamakan Mikrobiota Usus. Beragam mikroba ini harus didominasi (minimal 80%) oleh jenis yang menguntungkan/probiotik.
Fungsi penting Mikrobiota adalah mencerna makanan, detoxifikasi, memperkaya nutrisi hasil cerna makanan, mengoptimalkan penyerapan nutrisi. Fungsi terpenting mikrobiota adalah modulasi sistem imun, sistem syaraf dan sistem endokrin.
Sistem imun mukosa usus berhubungan dengan semua sistem imun mukosa seluruh organ, yang dinamakan CMIS (Common Mucosa Immune System). Dengan demikian ada interkoneksi antara usus dengan semua organ termasuk ginjal (Gut-Renal Axis). Usus sehat membuat ginjal sehat pula.
Dysbiosis-Renal Axis, induksi peradangan kronis ginjal
Manakala komunitas mikroba dalam usus menjadi kurang beragam atau tidak seimbang (dominasi mikroba yang merugikan/patogen) terjadilah Dysbiosis.
Terjadi peningkatan permeabilitas dan usus menjadi bocor (leaky gut) akibat dysbiosis. Toxin dari patogen masuk peredaran darah, menyebabkan peradangan derajad rendah, sistemik dan dalam jangka waktu yang panjang menjadi peradangan kronis (Chronic Inflammation) termasuk peradangan pada ginjal. Markernya adalah peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-17, IL-1, IL-6, TNF-alfa dan IFN-gamma.
Asam Oksalat, Kalsium Oksalat, Jejas Radang Akut Ginjal
Asam oksalat bisa didapat dari makanan atau alkohol seperti etanol, etilen glikol dan dietilen glikol. Alkohol akan dioksidasi oleh enzym alcohol dehidrogenase (ADH) dan aldehyde dehidrogenase (ALDH) menjadi asam oksalat.
Asam oksalat diserap usus dan dalam ginjal berikatan dengan kalsium menjadi kristal kalsium oksalat. Kristal ini menempel pada dinding ginjal bahkan dapat membentuk batu (nephrolitiasis).
Keberadaan kristal atau batu ini menjadi jejas kimiawi yang menginduksi peradangan akut pada ginjal (Acute Kidney Injury).
Baca juga: 4 Pejabat PT Afi Farma Jalani Sidang Perdana Perkara Gagal Ginjal Akut
Dysbiosis, Peradangan Kronis, Jejas Kristal Kalsium Oksalat
Peradangan kronis pada anak yang mengalami dysbiosis membuat respon imun anak menjadi over reactive (over reactive immune response). Peradangan ini menjadi lebih buruk karena jejas kristal kalsium oksalat.
Terjadilah Acute Kidney Injury (Gangguan Ginjal Akut) bahkan bisa berkembang menjadi Kidney Failure (gagal ginjal).
Restorasi Dysbiosis dengan Suplementasi Probiotik Multistrain
Dysbiosis direstorasi kembali menjadi mikrobiota yang beragam dan seimbang dengan suplementasi probiotik. Keseimbangan lebih cepat dicapai dengan probiotik multistrain (banyak ragam probiotik).
Mikrobiota yang beragam dan seimbang (eubiosis) mendidik sel imun untuk memproduksi sitokin proinflamasi (respon imun pemicu radang) seimbang dengan sitokin antiinflamasi (respon imun pereda radang). Lalu peradangan kronis menjadi reda.
Memiliki respon imun yang seimbang membangun pertahanan tubuh terkuat. Tersedia sitokin proinflamasi (ibarat senjata api) untuk menghancurkan benda asing atau melumpuhkan musuh dan tersedia sitokin antiinflamasi (ibarat pemadam kebakaran) untuk memadamkan api jangan sampai membakar rumah sendiri (badai sitokin), setelah musuh dilumpuhkan.
Anak menjadi toleran dengan debu, dingin, protein seafood, laktosa pada susu bahkan etilen glikol jika memiliki respon imun yang seimbang.
Baca juga: KPAI Minta BPOM Lebih Tegas Sikapi Peredaran Obat Berbahaya bagi Anak
Probiotik Multistrain Degradasi Asam Oksalat Cegah Kristal Kalsium Oksalat
Ragam penelitian membuktikan bahwa probiotik Lactobacillus sp dan Bifidobacterium sp dapat mendegradasi asam oksalat sehingga tidak diserap usus. Asam oksalat tidak diserap usus maka tidak diekresikan melalui ginjal.
Pada gilirannya tidak terbentuk kristal atau batu kalsium oksalat pada ginjal. Dengan demikian jejas yang menginduksi peradangan akut pada ginjal dihilangkan.
Probiotik Multistrain (campuran banyak probiotik) lebih efektif dalam mendegradasi asam oksalat dibandingkan Single Strain (satu jenis probiotik).
Solusi GGAPA
Kerja Probiotik Multistrain meredakan peradangan kronis dan mendegradasi asam oksalat bisa menjadi pencegahan bahkan bantu penyembuhan GGAPA.
PRO EM1 adalah suplemen kesehatan liquid yang mengandung probiotik multistrain dan metabolit aktif dengan masa simpan yang panjang. Telah mendapat izin edar BPOM sebagai Suplemen Dalam Negeri yang berbahan baku 100% lokal.