jatimnow.com - Irvan Verdiansa (14) asal Desa Sumberejo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, menjadi korban pengeroyokan oleh 10 orang remaja di Dam Karet Kecamatan Megaluh.
Nunuk Sufiati (33) ibu korban menjelaskan, peristiwa pengeroyokan yang dialami anaknya itu terjadi pada Kamis (15/12/2022) pagi saat anaknya hendak berangkat ke sekolah.
"Kamis pagi, anak saya dipukuli dan dikeroyok sejumlah remaja lain," ungkapnya, Minggu (18/12/2022).
Baca juga: Duduk Perkara Pengeroyokan Saksi Paslon Jimad Sakteh di Sampang
Ia menjelaskan dalam perjalanan ke sekolah, anaknya dihampiri beberapa remaja lain dan diajak ke warung dekat sekolah di Kecamatan Megaluh.
"Yang mengajak itu temannya, yang rumahnya ada di Desa Gongseng, Megaluh," paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan jika remaja asal Megaluh itu teman bermain anaknya yang dikenal lewat Facebook. Setelah tiba di warung, anaknya mulai dihajar beramai-ramai.
Tak puas menghajar dalam warung, korban yang kalah jumlah dibawa ke dam karet, dan dipukuli beramai-ramai hingga patah hidung. Pelakunya sekitar 10 orang. Usai memukuli korban, para pelaku pergi begitu saja.
Baca juga: Respons KPU Jatim soal Tewasnya Saksi Paslon Jimad Sakteh di Sampang
"Ditinggalkan di sekitar Dam Karet, dia baru pulang setelah diantar warga yang sedang ngopi di sana," bebernya.
Saat korban berada di rumah kondisinya mengenaskan. Selain rasa sakit di sekujur tubuh. Telinganya juga mengeluarkan darah.
"Anak saya mengalami patah tulang hidung, sampai sekarang masih kesakitan, belum bisa sekolah lagi," ujarnya.
Atas adanya peristiwa itu Nunuk mengaku melaporkan ke polisi, pada hari Kamis (15/12) sore. Ia juga telah melakukan visum kepada anaknya dan tengah menunggu hasilnya.
Baca juga: Pilbup Sampang Memanas, Saksi Paslon Jimad Sakteh Tewas Dikeroyok
"Saya berharap polisi bisa segera meringkus pelakunya. Siapa yang terima kalau anaknya dibegitukan," pungkasnya.
Sementara itu, Irvan menduga penyebab penganiayaan yang ia alami dipicu persoalan status di story WA. Ia mengaku mengunggah kode tangan yang mirip dengan milik perguruan silat tertentu.
"Saya bikin status jari tangan satu dibalik, padahal status itu sudah sebulan lalu," tukasnya.