jatimnow.com - Petugas dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo akan mengambil sampel air untuk diteliti, menyusul matinya ribuan ikan di Telaga Ngebel.
"Belum bisa memastikan belerang atau sampah organik yang terendam di telaga, karena belum cek air," ujar Analis Pelestarian dan Perlindungan Ikan, Dipertahankan Ponorogo, Nur Dian Aban, Senin (2/1/2023).
Dian mengatakan, timnya saat ini masih akan mengambil sampel air di Telaga Ngebel untuk memastikan penyebab matinya ribuan ikan itu. Sebab biasanya, belerang di telaga itu baru muncul pertengahan tahun, antara Agustus, September atau Oktober.
Baca juga: Bersih-bersih Sungai Ngrowo Tulungagung, Sampahnya Ancam Kehidupan Ikan
"Sedangkan ini awal tahun. Karena tahun-tahun sebelumnya Agustus atau September. Makanya saya bilang harus dicek dulu airnya," terangnya.
Menurut Dian, tanda-tanda ikan terkena semburan belerang adalah sesaat sebelum mati mereka naik ke atas. Bisa juga lantaran cuaca sedang mendung, sehingga minim sinar matahari.
Baca juga: Sepekan Ramadan, Ribuan Ikan Air Tawar di Pacitan Mati
"Ikan itu kan juga makhluk hidup, sehingga kalau terkena hujan terus tanpa ada matahari bisa saja itu belerang keluar," papar dia.
Dian menjelaskan bahwa para petani dipastikan merugi jutaan rupiah, karena ikan-ikan tersebut merupakan stok untuk awal tahun. Apalagi pengunjung di Telaga Ngebel saat ini sangat terdampak wahana baru Water Fountain.
"Pembudidaya atau petani ikan di Telaga Ngebel sudah antisipasi menyelamatkan yang masih tersisa. Dibawa ke kolam atau penampungan," pungkasnya.
Baca juga: Ikan Tepapar Belerang Bisa Dikonsumsi, Asalkan...
Reporter: Ahmad Fauzani