jatimnow.com - Ana, wanita asal asal Asemrowo, Surabaya yang diculik empat orang menggunakan mobil ternyata sempat dibawa ke Jakarta. Dia diculik dari kawasan Bungurasih, Sidoarjo.
Dwi, kakak laki-laki korban menceritakan, peristiwa yang dialami adiknya itu terjadi pada Jumat (13/1/2023) malam.
Saat itu adiknya itu mendapat telepon dari nomor tidak dikenal. Penelepon misterius itu mengatakan bahwa suami Ana mengalami kecelakaan. Oleh penelepon, Ana diminta menjemput suaminya ke Bungurasih.
Baca juga: Beberkan Kasus Penculikan Aktivis hingga Budidaya Rumput Laut
Karena panik, Ana berusaha menghubungi handphone (HP) suaminya, tapi tidak aktif. Dia kemudian pamit ke ibunya dan langsung berangkat naik ojek online (ojol).
Sampai di Bungurasih, Ana bertemu seseorang yang menunggunya di depan mobil hitam. Ketika ia menanyakan posisi suaminya, dia langsung ditarik ke dalam mobil.
Saat Ana dimasukkan ke dalam mobil tersebut, sudah ada tiga perempuan lain yang menurut Ana juga sebagai korban. Keempat korban tidak boleh keluar dan mobil itu mulai melaju.
Pelaku kemudian meminta barang berharga para korban, seperti perhiasan, HP hingga uang di m-banking untuk ditransfer. Pelaku juga memfoto wajah dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) para korban.
"Kalau dari cerita awal, adik saya saat tiba di Bungurasih langsung dimasukkan ke dalam mobil, warnanya hitam, tapi nggak tahu pelat nomornya. Kata adik saya, pelakunya empat orang, laki-laki semua," terang Dwi kepada jatimnow.com, Selasa (17/1/2023).
Setelah berada di dalam mobil, Ana kemudian disuruh untuk menyerahkan barang-barang berharga, salah satunya HP.
"Yang diminta sama pelakunya, kata adik saya itu cuma HP. Karena uang di m-banking adik saya cuma sedikit. Katanya yang uangnya diambil semua itu korban yang lainnya. Tapi kemudian adik saya diminta untuk mentransfer uang Rp1,8 juta. Katanya disuruh bilang sama keluarga. Kalau tidak ditransfer uangnya, adik saya mau dikirim ke luar negeri," ungkap Dwi.
Dia melanjutkan, setelah barang berharga semua korban dikuasai, pelaku membebaskan tiga korban lainnya. Sementara Ana belum dibebaskan karena keluarganya belum mengirim uang.
Baca juga: Mantan SMID Beberkan Kasus Penculikan Aktivis 1998 Terkait Capres Prabowo
Selama berada di dalam mobil, Ana sempat nyolong-nyolong untuk memberi kabar ke kakaknya, dengan share lokasi (share lock). Sebab, kebetulan Ana saat itu membawa dua HP dan yang diambil komplotan pelaku hanya satu.
Saat Dwi dapat lokasi dari adiknya, langsung dibuka dihandphonenya. Berdasarkan Google Maps atau penunjuk arah, Ana sudah berada di daerah Osowilangon. Setelah diikuti terus, lokasi kemudian mengarah ke Lamongan dan Tuban.
"Saya waktu itu sempat melapor ke polisi. Saya juga mencari sama suaminya adik saya. Saya pakai mobil, suami adik saya pakai motor," jelasnya.
Saat proses pencarian itu, suami Ana menduga pelaku akan membawa istrinya ke daerah Semarang. Itu setelah ia melihat dari pergerakan para pelaku dari Google Maps yang dishare oleh Ana.
Suami Ana kemudian menelepon Dwi agar memotong arus melewati tol. Tapi, tak berselang lama, penunjuk arah tiba-tiba mandek, tidak bergerak lagi. Rupanya, handphone Ana sudah dalam keadaan mati. Selanjutnya, hidup lagi dan tiba-tiba lokasi terakhir Ana sudah berada di Tol Jakarta. Kemudian bergerak kembali ke Pemalang, Jawa Tengah.
Dwi mengaku sempat bertemu suami Ana di daerah Pekalongan. Saat hampir menuju Jakarta, langsung putar balik ke Pemalang. Dwi dan suami Ana lantas kembali mengikuti lokasi Ana yang bergerak terus.
Baca juga: Ketua KPU Tulungagung Diculik, Polisi Bubarkan Unjuk Rasa
"Posisinya selalu 20 kilometer di depan kami, keluar masuk tol. Sabtu sekitar jam 7 malam, sama sekali hilang kontak. Saya sudah mau kembali, ternyata adik saya berhasil menyelamatkan diri," ungkapnya.
"Kata adik saya, dia sempat minta ke toilet SPBU. Waktu di toilet, adik saya lari ke arah jalan raya dan langsung naik bus yang lewat. Dia tidak tahu lokasinya di mana. Setelah turun di Kampung Rambutan, dia memberi kabar suaminya. Karena posisi saya masih di Pekalongan, saya kemudian minta temannya yang di Bogor menjemput. Saya jemput adik saya di Bogor," papar Dwi.
Dia menyebut bahwa adiknya kini sudah berada di rumah. Namun kondisinya shock serta sakit. Saat ditanya, dia belum bersedia bercerita dan hanya ingin istirahat.
"Sampai Surabaya kemarin siang, karena kecapekan. Jadi beberapa kali ketiduran di rest area. Saat ini kondisi dia (Ana) sakit, drop. Tadi pagi sempet muntah-muntah. Rencana mau ke dokter. Mungkin kalau sudah enakan akan lapor lagi ke polsek atau polres," pungkas Dwi.
Diketahui, suami Ana bekerja di sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya barat. Pada saat pelaku menelepon, suami Ana belum pulang kerja. Keluarga baru menyadari peristiwa tersebut ketika malam itu juga suami Ana pulang kerja dan tidak terlibat kecelakaan.