jatimnow.com - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Bojonegoro mengalami peningkatan sejak dua pekan terakhir.
Data dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Bojonegoro, tercatat ada 2414 kasus PMK.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Kadisnakan) Bojonegoro, Catur Rahayu menuturkan, kasus PMK di wilayahnya mengalami peningkatan sejak awal Tahun 2023.
Baca juga: Video: Melihat Kontes Sapi Jumbo di Tulungagung
Menurutnya, kasus PMK kali ini berbeda dengan kasus sebelumnya. Di mana gejala sakit yang dialami oleh ternak tampak tidak terlalu parah. Namun, kematian pada ternak cukup tinggi.
"Gejala yang sebelumnya pengalaman di Tahun 2022 ditangani satu sampai dua kali sudah sembuh. Nah, di tahun ini kelihatan berbeda. Jadi, tidak terlalu parah tapi kematiannya tinggi," ujar Catur, Jumat (20/1/2022).
Sebagai langkah penanganan, lanjut Catur, Disnakan Bojonegoro bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan sejumlah laboratorium untuk melakukan pengambilan sampel pada ternak yang terjangkit untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Sedangkan untuk upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran virus PMK, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BPBD Bojonegoro, untuk melakukan penyemprotan desinfektan pada sejumlah pasar hewan dan menyalurkan sejumlah bantuan obat-obatan pada peternak.
Baca juga: Mengembalikan Sapi Perah sebagai Rojo Koyo Warga Kota Batu
"Hari ini kita lakukan penyemprotan di tiga pasar hewan, yaitu di pasar hewan Bojonegoro yang berada di Kecamatan Balen, pasar hewan Sumberrejo, dan di pasar hewan yang berada diwilayah perbatasan yakni di Kecamatan Padangan," jelasnya.
"Kita juga telah melakukan koordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk melakukan pengamanan di wilayah perbatasan, khususnya pada waktu hari pasaran hewan," sambungnya.
Catur mengungkapkan, saat ini untuk kasus PMK di Bojonegoro berdasarkan data per 19 Januari 2022, terpantau 2414 kasus yang tersebar di 28 kecamatan yang ada. Dengan rincian 310 ekor sapi masih sakit atau dalam perawatan. Sementara sapi yang mati ada 50 ekor, dan yang dipotong paksa 25 ekor.
Baca juga: Ratusan Peternak Terdampak PMK di Ponorogo Akhirnya Dapat Ganti Rugi
"Jumlah kasusnya saat ini memang tinggi. Namun diimbangi dengan jumlah kesembuhan. Ada sebanyak 2029 ekor ternak telah dinyatakan sembuh," tandasnya.
Catur pun mengimbau kepada para peternak untuk senantiasa menjaga kebersihan kandang dan segera melapor kepada dokter hewan yang bertugas di kecamatan.
"Kami menghimbau kepada para peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan hewan ternak. selain itu, juga rutin untuk melakukan penyemprotan desinfektan pada kandang, obat-obatan bantuan juga telah kami salurkan bisa langsung digunakan secara mandiri," pungkasnya.