jatimnow.com - Banyak berkembang cerita masyarakat khususnya di Jawa Timur bahwa Pohon Randu atau Kapuk identik dengan rumahnya para hantu, seperti kuntilanak, pocong dan lainnya. Anda termasuk yang percaya? Baca ini agar dapat pencerahan.
Pohon Randu dikenal dengan nama latin Ceiba Pentandra. Mempunyai batang yang menjulang tinggi dari 10 sampai 30 meter dengan diamater rata-rata 1 hingga 3 meter.
Dengan perawakan pohon tinggi besar menjulang ke atas, dulu masyarakat selalu berpesan bila kita melewati pohon itu, harus banyak-banyak berdoa agar tidak diganggu kuntilanak atau pocong.
Baca juga: 5 Fakta Remaja Tewas Depan Mapolda Jatim, Orang Tua Perhatikan Ini
Bahkan, yang paling ekstrem beberapa masyarakat tidak berani sembarangan menebang Pohon Randu. Banyak dari mereka yakin, jika menebang pohon yang ada penghuninya (demit, kuntilanak, pocong) maka akan mendapat tuah atau bencana di kemudian hari.
Namun faktanya, pada zaman Hindia Belanda, Pohon Randu justru sangat sering digunakan sebagai pengganti tiang kabel telegram!
Ya, kalian tidak salah baca. Pohon Randu yang identik dengan sarang demit malah difungsikan sebagai tiang kabel telegram di masa itu.
Baca juga: Pohon Raksasa Ambruk, Dihuni Hantu, Kantor Arema FC Rusak
Salah seorang pegiat sejarah, dr. Sudi Harjanto menyebutkan bahwa sekitar tahun 1857 hingga 1888, pemerintah kolonial Belanda melakukan pembangunan jalur telegram dari Batavia hingga Surabaya.
"Untuk yang di Jawa, memang awalnya kabel telegram ini dicantolkan ke Pohon Randu. Yang ditanam di sepanjang jalur dekat dengan rel kereta api," ujar Sudi.
Lebih lanjut, kemungkinan bahwa Pohon Randu menjadi pengganti tiang kabel telegram saat itu adalah selain harga yang tergolorng murah, juga karena memiliki dahan yang kuat, kaku, tegak, tumbuhnya juga cepat.
Baca juga: Fakta-fakta Bentrok Massa Pesilat di Lamongan
"Telegram saat itu dinilai penting karena kecepatan mengirim informasi dari yang semula menggunakan surat-menyurat, berubah menjadi berita yang berisi kombinasi kode yang ditransmisikan oleh alat yang disebut telegraf, dengan menggunakan kabel-kabel yang menghubungkan satu lokasi dengan lokasi yang lain. Dan saat itu informasi nyampainya cepat," paparnya.
Dokter yang juga Ketua Komunitas Sidoarjo Masa Kuno tersebut mengatakan bahwa kemungkinan besar isu terkait Pohon Randu dihuni banyak hantu memang sengaja dilempar di masyarakat Jawa saat itu yang masih mempercayai cerita rakyat atau folklor.
"Entah apa ada hubungan dengan keberadaan fungsi Pohon Randu sebagai pengganti kabel telegram yang kemudian muncul berbagai mitos berkait Pohon Randu, yang ada penunggunya lah, ada pedayangan, dan lain-lain. Barangkali supaya masyarakat yang masih klenik banget tidak mengganggu pohonnya," pungkasnya.