jatimnow.com - Banjir yang tak kunjung surut di Kedung Banteng, Tanggulangin, Sidoarjo membuat puluhan pelajar dilaporkan banyak yang terjangkit penyakit.
Penyakit kulit dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang mulai menjangkiti para pelajar di Desa Kedung Banteng itu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah.
Saat melakukan pengecekan di dua titik sekolah, yaitu SMPN 2 Tanggulangin dan SDN Kedungbanteng, Kepala Puskesmas Tanggulangin dr. Prufiana mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa 99 siswa dan guru di dua sekolah itu.
Baca juga: Pemkab Sidoarjo Salurkan Bantuan Beras untuk 700 Warga Korban Banjir
"Hasilnya, sebagian besar terjangkit ISPA dan penyakit kulit," terang dr. Prufiana, Selasa (14/2/2023).
Ia menerangkan, di SMPN 2 Tanggulangin ada total 13 orang siswa yang terkena penyakit kulit berupa gatal-gatal dan 18 lainnya terjangkit ISPA. Sedangkan di SDN Kedungbanteng, 25 terkena infeksi kulit dan 25 orang terjangkit ISPA.
Seluruh siswa dan guru yang terjangkit penyakit kulit dan ISPA tersebut telah ditangani puskesmas. Meski banyak yang mulai mengalami sakit, menurutnya pembelajaran masih bisa dilakukan.
Baca juga: Foto: Warga Bungurasih Sidoarjo Ikuti Kerja Bakti Massal Instruksi Bupati
"Masih bisa untuk proses belajar, fleksibel menyesuaikan kondisi," imbuhnya.
Sementara saat disinggung soal perpanjangan masa tanggap darurat di Tanggulangin, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwijo Prawito menyebut penanganan di masa tanggap darurat kedua hanya fokus pemompaan saja.
Pemompaan yang difungsikan agar pembuangan air yang menampung di tiga desa terdampak banjir tersebut segera dialirkan ke arah laut.
"Pompa bakal beroperasi selama 24 jam. Selama ini durasi pemompaan belum sampai 24 jam. Rata-rata hanya 20 jam saja. Jadi fokusnya banyak pada penyedotan air," jelas Dwijo.
Baca juga: SMPN 2 Tanggulangin Sidoarjo Kebanjiran, Siswa Belajar Daring
Sebagai informasi, Pemkab Sidoarjo telah mengaktifkan beberapa pompa air untuk menyedot banjir di tiga titik yang ada di bagian timur Kecamatan Tanggulangin.
Meskipun masa tanggap darurat diperpanjang, menurutnya banjir sudah berangsur surut, dengan ketinggian air hanya 10 sentimeter. Paling parah di Kedungbanteng, di dekat SMPN 2 Tanggulangin.
Selain karena banjir tak kunjung surut, perpanjangan masa tanggap darurat juga karena curah hujan masih tinggi.