jatimnow.com - Orang tua bayi pengidap hidrosefalus Lamongan, Desi berbagi cerita tentang kondisi langkah yang dialami putranya. Bayi berusia 10 bulan itu tetap kuat dan berjuang melawan apa yang ia alami saat ini.
Seakan tak mau kalah dengan penyakitnya, Diandra Putra Nur Ardianzah masih bisa bertahan meski sudah berulang kali naik meja operasi.
Bahkan, Desi bercerita setiap kali selesai operasi Diandra menunjukan efek samping seperti kejang disertai dengan mulut berbuih.
Baca juga: Bhayangkara Peduli, Kapolres Situbondo Bantu Penderita Hidrosefalus
Dengan perban dan bekas jahit yang memenuhi kepala Diandra, ia tampak berusaha keras melawan penyakitnya. Sambil menangis terisak-isak dan menitikkan air mata, Diandra memberi isyarat ingin bangkit dan sembuh dari penyakitnya.
"Usai operasi kelima ia kejang gak berhenti-berhenti selama kurang lebih tiga jam. Itu berlanjut lagi setelah beberapa hari waktu sudah di rumah, kejang pukul 12.00 sampai 03.00 pagi," ungkap Desi.
Baca juga: Donasi Bayi Hidrosefalus asal Lamongan Tembus Rp200 Juta, Orang Tua Sedih
Karena kondisi Diandra waktu itu menurun, lanjutnya, pihak keluarga melarikan ke RSUD Dr Soetomo. Di hari itu pula dilakukan operasi yang untuk keenam kalinya.
"Diandra kejang sampai pukul 12.00 pukul 03.00 pagi. Langsung kami bawa ke IGD di RSUD Dr Soetomo, pagi pukul 10.00 WIB persiapan naik operasi," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Diandra kini diharuskan mengkonsumsi obat kejang secara rutin. Bayi malang tersebut harus tetap bertahan dan melawan penyakitnya.
Baca juga: Kondisi Terkini Bayi Hidrosefalus di Lamongan Usai 6 Kali Operasi
"Sekarang Diandra sudah mengonsumsi dua macam obat kejang yang harus diminum seumur hidup, kejang gak kejang harus mengonsumsinya," tambah Desi.