jatimnow.com - Cinta, siswi SMP asal Dusun Dukuh Sanan, Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang menjadi korban gendam hingga dibawa kabur seorang pria tidak dikenal.
Akibat peristiwa itu, gadis 13 tahun tersebut kehilangan handphone (HP) kesayangan.
Kepala Desa Dukuhmojo, Nurani Rubai menjelaskan, gendam yang dialami Cinta itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB, Minggu (5/3/2023).
Baca juga: Terungkap Modus Guru Silat di Sampang Cabuli Siswi SMP, Berawal dari Kesurupan
"Kejadiannya itu sekitar selesai salat dhuhur. Ini anak (cinta) disuruh menggantikan kakek dan ibunya untuk menjaga warung. Karena kakek dan ibunya mau salat," ungkap Nurani, Senin (6/3/2023).
Menurut Nurani, setelah menjalankan salat duhur di rumah, ibu dan kakek korban kembali ke warungnya yang ada di Dusun Wonoayu. Namun di warung korban sudah tidak diketemukan.
"Usut punya usut ada yang tau kalau anak itu (korban) tadi dibawa kabur oleh seseorang," jelasnya.
Pada saat membawa HP korban, motor yang dinaiki pelaku sempat bocor ban, tidak jauh dari warung itu.
"Bannya bocor sekitar 400 meter jaraknya dari lokasi. Anak itu (korban) sempat diajak ke konter HP," ujarnya.
Mengetahui anaknya hilang dan dibawa orang asing, keluarga menginformasikan kepada warga dan melapor ke polisi.
"Kita sebar informasi kalau anak ini hilang diduga jadi korban hipnotis. Ke semua medsos dan group WA. Ibunya juga sempat laporan ke polsek," tambah dia.
Dan usai salat magrib, keluarga korban dihubungi warga Mojokerto, memberitahu bahwa anaknya yang hilang ada di sana dalam keadaan linglung.
"Ketua RT dan warga membawa anak ini (korban) ke rumah Dukuhmojo. Alasannya anak ini linglung dan bingung," tambahnya.
Saat berada di rumah, keluarga menemukan sejumlah anting-anting dan gelang palsu, yang diduga hasil pemberian pria asing yang membawa kabur korban.
Baca juga: Guru Silat di Sampang Cabuli Siswi SMP, Dasar Bejat!
"Anaknya itu dikasih anting-anting palsu, dikasih gelang palsu. Terus diajak beli permen terus ditinggalkan sama pelaku di daerah rolak, daerah Banjaranyar, Mojokerto," bebernya.
Bahkan saat tiba di rumah, korban masih dalam kondisi bingung dan trauma serta terus menangis.
Sementara Dian (20), penjaga konter HP di Desa Dukuhmojo mengaku bahwa pada Minggu, korban dan pelaku sempat mendatangi konternya.
"Keduanya naik motor berboncengan, terus nyari voucher pulsa. Setelah itu pergi ke arah utara," ujarnya.
Sedangkan Cinta bercerita, awalnya ia sedang menjaga warung. Tak lama kemudian, pelaku datang untuk memesan minuman. Setelah itu, ia mengaku diajak pelaku untuk membeli paket data.
"Diajak beli paketan, terus berangkat. Di jalan bannya bocor terus mampir tambal ban," ungkap dia.
Baca juga: Pemuda Asal Probolinggo Cabuli Siswi SMP di Pantai Permata
Pada saat menambal ban, ia mengaku sempat ditelepon keluarganya. Namun hal itu diketahui pelaku dan HP-nya diminta.
"Pas tambal ban, saya disuruh belikan rokok. Terus ada telepon dari Pak Poh (keluarga), terus HP saya diminta terus dimatikan. Setelah itu ke konter HP beli paket data," jelasnya.
Usai membeli paket data, korban mengaku motor yang dikendarai pelaku tidak lagi kembali ke warung. Namun menuju ke Mojokerto.
"Pas habis beli paket data, terus dibonceng jauh ke Mojokerto. Sampai di diparkiran hotel saya lari," beber Cinta.
Saat Cinta berusaha lari, pelaku menyusul dan mengajaknya untuk berkendara ke Mojokerto. Dan sebelum magrib, pelaku menghentikan motor lalu menyuruh korban membeli permen di sebuah warung.
"Sebelum magrib itu, berhenti di sebuah warung terus saya disuruh beli permen. Pas balik orangnya sudah gak ada. Yang hilang HP saya dibawa orang itu," pungkasnya.