jatimnow.com - Siti Mutrofin, menjadi salah satu narasumber kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Internasionalisasi Jurnal - Rumah Jurnal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura 2023.
Siti Mutrofin adalah Editor in Chief Journal of Information Technology and Cyber Security sekaligus Dosen Sistem dan Teknologi Informasi Untag Surabaya,
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendesain beberapa kajian mengenai publikasi ilmiah di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Serta memberikan masukan dari para pengelola jurnal untuk menerjemahkan program dalam kebijakan strategis Peningkatan Kapasitas Editor Pengelolaan Jurnal Menuju Internasional Bereputasi.
Baca juga: Taruna Poltekbang Surabaya Magang di Miyazaki Airport Jepang
Diketahui peserta FGD tidak hanya internal IAIN Madura namun juga dari beberapa perguruan tinggi di Sumenep.
“Sebelumnya, pada 2 April 2021 saya juga pernah diminta untuk mendampingi jurnal IAIN Madura untuk maju ke Scopus, yaitu jurnal AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial. Alhamdulillah berhasil tembus terindeks Scopus pada 10 Agustus 2021. Editor in Chief Al Ihkam yaitu Bapak Dr. Erie Hariyanto, S.H., M.H juga salah satu mahasiswa alumni S3 di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,” pungkas Mutforin melalui siaran tertulis, Senin (6/3/2023).
Pada pemaparan materi, Mutrofin menekankan prinsip ATM (Amati Tiru Modifikasi) dalam membedah jurnal terbitan IAIN Madura yakni jurnal OKARA dan Jurnal Iqtishadia.
Baca juga: Tidak Sempat Daftar SNBP? Yuk Pilih Undiksha Lewat SNBT
“Tips untuk memajukan jurnal ilmiah menjadi terindeks internasional antara lain ikuti pedoman akreditasi jurnal terbaru yang diterbitkan oleh Arjuna Kemdikbud, ikuti standar Directory of Open Access Journals (DOAJ), ikuti pedoman COPE: Committee on Publication Ethics, dan ikuti standar Scopus dan Web of Science,” paparnya
Mutrofin menandaskan bahwa jika memahami teori saja tidak cukup, penulis pemula tidak dapat melewatkan praktik dan mengaplikasian guna memahami setiap detail kepenulisan karya ilmiah.
“Jangan ragu untuk mengirim naskah ke jurnal bagus, walaupun ditolak biasanya kita akan dapat komentar yang membangun yang kita bisa merevisinya dan bisa kita kirim ke jurnal yang kualitasnya dibawahnya tetapi kualitasnya masih bagus. Jangan khawatir jika kita tidak memiliki keahlian tertentu seperti Bahasa Inggris, karena menulis artikel yang akan kita terbitkan di jurnal internasional kita bisa menyewa seorang translator dan/atau proofreader,” papar dia.
Baca juga: Pria asal Nganjuk Ditabrak Polisi di Kediri
Dia mengungkapkan, dalam melakukan penelitian akan lebih maksimal jika sesuai kaidah penulisan ilmiah dari sumber yang valid dan perbanyak membaca referensi.
“Rajin-rajin membaca referensi sesuai yang kita tekuni dari jurnal ternama terutama dari penerbit popular, agar terbiasa dengan gaya penulisan ilmiah dengan standar internasional, sering banyak latihan menulis agar terbiasa. Tidak ada yang besar sebelum kita memulai hal yang kecil secara konsisten. Karena setiap momen pasti ada ilmu yang baru yang kita dapatkan dari pengalaman,” tutup Mutforin.