jatimnow.com - Pemkot Surabaya membeberkan sederet cara untuk mengatasi naiknya harga cabai rawit merah jelang ramadan.
Kepala Bidang Distribusi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya, Devie Afrianto mengatakan, penyebab melonjaknya harga cabai ini dikarenakan faktor cuaca dan banyaknya jumlah permintaan.
"Kebutuhan mulai meningkat, kemudian suplai ada sedikit terkendala akibat fluktuasi cuaca. Sehingga dari situ berimbas pada masa panen," ungkao Afrianto kepada jatimnow.com usai konferensi pers harga pangan jelang ramadan di Balai Kota Surabaya, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Harga Cabai Rawit Murah, Petani di Kediri Ogah Pakai Buruh Panen
Menurutnya, naiknya harga hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih ini dipengaruhi faktor cuaca dan minimnya ketersediaan stok.
Sehingga, lanjutnya, untuk menekan lonjakan harga saat ramadan, pihaknya akan berkerjasama dengan beberapa pasar induk di Surabaya.
Baca juga: Awal Tahun 2024, Cabai Rawit di Lamongan Masih Rp75 Ribu per Kg
"Untuk komoditas holtikultura kita bekerjasama dengan pasar induk-pasar induk di Surabaya. Karena teman-teman pasar induk ini punya akses langsung ke petani," jelas dia.
Sehingga harapannya, ketika menggandeng pasar induk, stok bisa diatasi dan harga bisa kembali normal, karena barangnya langsung dari petani.
"Kita usahakan harga di bulan ramadan nanti kembali stabil," imbuhnya.
Baca juga: Pedagang Resah, Harga Cabai Rawit di Lamongan Kian Pedas
Pemkot Surabaya juga berkomitmen selama ramadan berlangsung, akan terus melakukan operasi pasar (OP).
"Giat OP ini sudah kita mulai sejak awal Maret 2023 kemarin, serta ini akan kita lakukan saat bulan ramadhan," pungkasnya.