jatimnow.com - Harga cabai rawit di Pasar Larangan Sidoarjo meroket tembus hingga harga Rp110 ribu per kilogram.
Salah satu penjual, Amir, mengatakan harga cabai rawit di lapak miliknya mengalami kenaikan harga yang drastis.
"Naik drastis per awal tahun, sekarang Rp100 ribu per sampai hari ini masih tetap, sebelumnya di harga Rp70 ribu per kilogramnya di akhir tahun 2024," ucapnya kepada jatimnow.com, Kamis (9/1/2025) sore.
Amir melanjutkan, meroketnya harga cabai rawit juga diikuti oleh harga canai merah besar, bawang serta tomat.
"Cabai merah besar ikut naik, sekarang di Rp45 ribu sebelumnya Rp35 ribu,
bawang putih Rp40 ribu sebelumnya Rp38 ribu selisih seribu sama bawang merah. Tomat juga naik jadi Rp10 ribu sebelumnya Rp8 ribu per kilogramnya," jelasnya.
Senada dengan Amir, Johan menyampaian harga cabai rawit yang ia jual juga mengalami lonjakan dari harga sebelumnya.
"Gila-gilaan harga cabai rawit yang saya jual sekarang tembus di Rp110 ribu yang sebelumnya Rp95 ribu per kilogramnya," ungkapnya.
Menurut Johan, cabai rawit yang ia jual adalah dengan kualitas bagus sehingga berdampak pada harga jual yang turut melambung.
Baca juga:
Pasokan Berkurang, Harga Cabai di Tulungagung Meroket
"Yang saya jual cabai rawit yang bagus, yang gak ada busuknya. Bagus-bagus semuanya, jadi pengaruh ke harga," terang Johan.
Sementara itu, Ela menjelaskan akibat meroketnya harga cabai rawit, berdampak pula pada harga sayur mayur di lapak miliknya.
"Rawit naik, sayur juga ikut naik. Tomat dari Rp15 ribu ke harga Rp18 ribu. Brokoli sekarang Rp23 ribu sebelumnya Rp18 ribu per kilogramnya. Kentang dari Rp14 ribu ke Rp18 ribu," terangnya.
Ela menduga kenaikan harga ini disebabkan karena musim hujan yang berpengaruh ke kualitas harga bahan pokok di pasar.
Baca juga:
Harga Bawang dan Sayur Mayur Turut Meroket di Pasar Induk Grosir Porong Sidoarjo
"Saya rasa karena musim hujan, pas dari tempat kulaknya bagus, waktu dibawa perjalanan dari Malang kesini kena hujan, itu penyebab kualiatasnya jadi turun karena jadi busuk, apalgi kalau sayuran, kalau ada yang busuk nyebar ke lainnya," ujar Ela.
Salah satu pembeli, Erin yang merasakan dampak kenaikan harga bahan pokok di pasar mengaku harus menekan pengeluaran demi menghemat.
"Saya ibu rumah tangga, jadi harus berhemat. Biasanya untuk stok tiap beli per kilograman, sekarang berkurang jadi setengah kilograman, apalagi belum kebutuhan anak sekolah," pungkasnya.