jatimnow.com - Investasi menilai iming-iming investasi melalui robot trading untuk membuat kaya secara instan seperti yang dijalankan Wahyu Kenzo akan terus terjadi. Namun cara ini bisa dicegah dengan pembekalan dalam bentuk literasi investasi yang cukup.
Seperti diungkapkan Pakar Investasi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Dr Putu Anom Mahadwartha, yang menilai cara paling efektif adalah pemberian pengetahuan tentang investasi dan pengelolaan keuangan.
"Kasus serupa akan terus berulang selama masyarakat belum memiliki pengetahuan yang mumpuni di bidang keuangan. Artinya, masyarakat masih akan terbuai dengan iming-iming berupa keuntungan sekejap. Sederhananya ingin kaya mendadak," ujar Putu dalam siaran persnya, Minggu (12/3/2023).
Baca juga: Sidang Wahyu Kenzo Ditunda, Majelis Hakim Minta JPU Hadirkan Saksi Ahli Langsung
"Kaya mendadak bisa memancing, atau terbuai mengikuti cara-cara yang dilakukan penipu. Inilah yang membuat penipu atau para pelaku robot trading mendapat keuntungan besar," lanjutnya.
Ia mengingatkan agar masyarakat yang hendak berinvestasi tidak terlalu cepat terbuai janji-janji kaya dalam waktu singkat. Menurutnya, cara yang paling ampuh sekaligus mengantisipasi adalah mengukur risiko.
"Jadi, poin sebenarnya jangan melihat dari sisi kekayaan yang instan, apalagi melihat orang flexing kekayaan di sosial media, di pesawat pribadi, di supercar mewah dan sebagainya. Cara pandang seperti ini bisa membuat calon investor tergiur, mengikuti cara yang dilakukan Wahyu Kenzo," Putu Anom menambahkan.
Baca juga: Upayakan Restitusi Korban Wahyu Kenzao, Polresta Malang Kota Gandeng LPSK
Pada dasarnya, lanjut Putu Anom, tidak ada kaya secara instan. Dia menilai bahwa menyelesaikan hal ini pemerintah juga harus turun tangan dan meningkatkan pengawasan.
Dia menambahkan bahwa hal yang perlu diingat adalah pengawasan seketat apapun, para pelaku tetap akan melakukan kamuflase dengan cara yang berbeda.
Baca juga: Ungkap Kasus Wahyu Kenzo, Ketua BPKN: Bisa Jadi Ada Money Laundry Pejabat
Cara lain dengan mendorong pemerintah membuat program yang mampu meningkatkan literasi finansial di Indonesia. Seperti peningkatan ilmu keuangan dan ilmu investasi dasar bagi masyarakat.
"Itu harus digerakkan di lembaga-lembaga keuangan negara. Misalnya di perbankan atau di bursa efek. Bisa juga melalui bursa berjangaka dan Otoritas Jasa Keuangan. Mereka harus punya program yang sangat terstruktur dan masif, untuk mendorong masyarakat indonesia melek keuangan," tandasnya.