jatimnow.com - Aksi blokade jalan dilakukan puluhan warga Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jumat (17/03/2023). Blokade jalan itu merupakan buntut protes warga kepada dump truck bermuatan pasir yang dianggap sebagai biang kerok rusaknya jalan kampung.
Dikatakan warga, dump truck kerap lalu-lalang melalui jalan kampung setelah mengisi muatan di salah satu galian C di Dusun Bulurejo, Desa Tegalrejo.
"Jalan kami terdampak, dari yang semula bagus setelah diaspal pemerintah 2017 lalu, sekarang rusak,” ujar Nurkholiq (49), salah satu perwakilan warga.
Baca juga: Tanggapi Protes Warga Senden, Pemkab Trenggalek Siapkan Dana Rp1 M
Kholiq mengatakan tak kurang dari 40 dump truck melintasi jalan alternatif penghubung dua desa itu. Dump truck tersebut membawa material pasir uruk dari tambang sekitar dua kilometer dari rumahnya.
“Sekitar sebulan ini (lewat jalan kampungnya). Dulu memang ada yang lewat, tapi tidak banyak,” ujarnya.
Banyaknya dump truck lalu lalang, lanjut Kholiq, dikarenakan terbatasnya akses jalan pascademo warga kampung lain. Sebelum diprotes, masih ada dua jalan alternatif untuk dilalui.
"Kalau ke utara lewat (Dusun) Bulurejo, nanti tembus ke (Desa) Karangdoro. Kalau ke selatan lewat Dusun Padang Bulan, nanti tembus jalanan sini (Desa Tegalsari). Karena sudah diprotes akhirnya lewa sini,” bebernya.
Belum lagi jalur yang lalui dump truck melintasi Jembatan Pandukan, salah satu jembatan peninggalan kolonial Belanda. Warga khawatir jembatan itu akan cepat rusak bila terus dilalui dump truck.
“Kalau dilewati muatan berat terus menerus kan membahayakan. Saya pribadi memikirkan itu (jembatan),” terang Kholiq.
Baca juga: Warga Trenggalek Protes Jalan Rusak: Selamat Datang di Wisata Jeglongan Sewu
Sebelum aksi blokade dilakukan, masih kata Kholiq, pihaknya sudah melayangkan protes hingga mediasi dengan pihak pemerintah Kecamatan Tegalsari. Namun, dump truck tetap saja melintas.
“Sudah berulang kali kami menghadap, tapi akhirnya dump truk tetap lewat. Karena masyarakat capek, akhirnya kami nekat blokade jalan, sambil memperbaiki jalan yang lubang,” tegasnya.
Terpisah, Camat Tegalsari Muji Purwanto mengatakan, pihaknya sudah berulang kali melakukan mediasi dengan pihak penambang, armada dump truck dan warga.
“Sudah berkali-kali. Kita mediasi sekitar tiga kali di Kantor Desa Tegalsari,” katanya.
Hanya saja, upaya tersebut tetap menemui jalan buntu, sempat berhenti beroperasi, penambang rupanya kembali buka.
Baca juga: Proyek Desa Mrawan Diduga Asal-asalan, DPRD Jember Sebut Penghianatan
“Setelah di demo warga Desa Tegalrejo sebenarnya sempat tutup, tapi ternyata kembali buka dan melewati jalan (Desa) Tegalsari itu,” katanya.
Muji juga mengatakan, pihaknya juga sempat berkomunikasi dengan tim terpadu untuk bisa menutup tambang tersebut. Terlebih pengusaha tambang itu tercatat tidak memiliki izin usaha.
“Kami tidak punya wewenang menutup, hanya ingin menjaga kondusivitas saja. yang punya wewenang kan Tim Terpadu,” pungkasnya.