jatimnow.com - Ada yang unik pada bangunan masjid di lingkungan Pondok Pesantren Shiddiqiyah, Ploso Jombang. Bangunan ini adalah masjid tua yang berdiri sejak tahun 1948.
Masjid ini dibangun ayah dari Muhammad Muchtar Mu’ti yang bernama KH Abdul Mu'ti. Sementara pembangunan masjid ini jauh lebih dulu dibandingkan ponpesnya.
Ulil Absor, salah satu pengurus ponpes Shiddiqiyah menjelaskan masjid di halaman Pondok Pesantren Shiddiqiyah ini dinamakan masjid Baitus Siddiqin pusat.
Baca juga: Aktivitas Trading Aset Kripto Meningkat di Momen Ramadan 2024
"Ini dinamakan masjid Baitus Siddiqin pusat. Karena di daerah-daerah itu juga ada masjid yang namanya masjid Baitus Siddiqin. Nah untuk di daerah itu cabang dari tarikat Shiddiqiyah," ungkapnya, Selasa (28/3/2023).
"Masjid ini dibangun oleh abah dari mursid kami, yakni KH Abdul Mu'ti dan selesai pada tahun 1948," katanya.
Kakek dari mursid Pondok Pesantren Shiddiqiyah mendirikan pondok pesantren yang diberi nama pesantren Kedung Turi. Pembangunan ini dilakukan sebelum adanya bangunan masjid maupun pondok pesantren Shiddiqiyah.
"Dulu pernah dibangun pesantren Kedung Turi, akan tetapi masjid ini belum ada. Tapi kalau dengan pesantren Majmal Bahrain Qubul Waton Minal Iman Shiddiqiyah, lebih dulu masjid ini, karena masjid ini tahun 1948, dan pesantren Shiddiqiyah tahun 1972," katanya.
Baca juga: Ramadan 2024, DPRD Surabaya Ajak Warga Limpahkan Syukur dan Berlomba Kebaikan
Ia mengaku masjid ini masih mempertahankan bangunan lama sejak berdiri hingga saat ini. Meski demikian, masjid ini pernah dilakukan sekali renovasi. Itupun hanya dilakukan pada bagian lantai serta atap, sedangkan bangunan aslinya masih utuh.
"Secara fisik masih bangunan lama. Mulai dinding, tiang penyangga semua masih lama, asli termasuk atap. Renovasi hanya mengganti genting," bebernya.
Selama bulan Ramadan, sambung Ulil, masjid ini dipergunakan untuk kegiatan ibadah seperti pada umumnya. Selain untuk salat, juga untuk tadarus, dan ibadah lainnya.
Baca juga: Pemkab Probolinggo Gelar Pasar Murah Selama Ramadan, Simak Jadwalnya
Sejauh ini gaya arsitek bangunan masjid ini masih mempertahankan gaya Jawa murni, yakni menonjolkan arsitek Jawa dan sisi kejawaan.
Lebih lanjut ia mengatakan kapasitas masjid Baitus Siddiqin mampu memuat puluhan jamaah.
"Kalau yang di dalam kapasitasnya sekitar 70 orang, nah untuk jamaah yang di luar ini mampu memuat sekitar 150 orang," pungkasnya.