jatimnow.com - Ada yang unik dilakukan sejumlah pemuda di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi. Beberapa pemuda mengisi waktu ngabuburit dengan olahraga, balap kano.
Olahraga ini dipilih untuk mengisi durasi panjangnya waktu menunggu buka puasa. Hal yang unik balap kano tak biasa dan jarang ditemukan di Banyuwangi. Bisa dibilang olahraga ini satu-satunya dilakukan di kota yang mendapat julukan Sunrise of Java.
Adalah Kelompok Masyarakat (Pokmas) Mitra, berisikan pemuda kreatif memanfaatkan daerah saluran irigasi yang disulap jadi arena balap kano. Kegiatan ini mampu menyedot pemuda-pemudi di sekitar arena lomba sekaligus jadi saksi yang tercepat.
Baca juga: Sensasi Ngabuburit dan Berbuka di Puncak Bukit Kuik Ponorogo, Anti-Mainstream!
"Kami sediakan beberapa kano yang kita buat dan kreasikan sendiri. Khusus di bulan puasa, ada empat hingga lima kano yang bisa menemani waktu ngabuburit," kata Ketua Pokmas Mitra, Dani Suhadak kepada jatimnow.com, Sabtu (15/4/2023).
Selama Ramadan, lanjut Dani, tercatat 10 sampai 15 remaja memacu diri lewat balap kano, yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB.
"Ajang ini diikuti pemuda lokal maupun luar dusun, mereka antusias hadir setelah melihat kegiatan kita dari medsos. Setiap harinya makin bertambah, dan mereka berlomba secara bergantian," tambahnya.
Aturan balapan layaknya kelas profesional. Dua kano diadu dalam satu lintasan dengan sistem bolak-balik. Menurut Dani, aturan balapan sejatinya bebas yang penting perahu tak bertubrukan.
Baca juga: Bazar Takjil jadi Spot Favorit Warga Bangkalan Ngabuburit
"Kita minta untuk tidak ditabrakkan. Mengingat perahunya terbuat dari bahan fiber yang sensitif dan mudah pecah. Terlebih bahannya bersifat ringan," ujarnya.
Di sela menunggu antrean, pemuda lain diminta melakukan kegiatan mirip susur sungai. Ditambahkan Dani, kegiatan itu memiliki misi bersih sungai dengan cara memungut sampah.
Harapannya, arena atau lintasan balap tetap terjaga kebersihannya dari sampah plastik maupun sampah nonplastik.
"Sengaja kita minta mereka merawat sungai dengan memungut sampah bareng-bareng. Termasuk edukasi jangan buang sampah di sungai. Toh ini nanti manfaatnya kita juga yang dapat," ungkapnya.
Baca juga: Mau Berburu Takjil? Warga Ponorogo Ayo Merapat ke Jalan Baru
Balap kano ini sebenarnya sudah berlangsung sebelum Ramadan, dan sudah hampir memasuki tahun pertama. Uniknya, ajang ini jadi sarana persaingan sehat lintas RT maupun RW di Dusun Maron untuk berebut penghargaan.
Dani menegaskan ajang balap kano dijadikan merupakan sarana perekat antarpemuda dusun. Kendati begitu, butuh proses panjang sampai akhirnya terbentuk kegiatan positif semacam ini. Karena sifatnya sukarela dan diambil dari kocek pribadi anggota Pokmas Mitra.