jatimnow.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek menyusun dokumen SOP penanggulangan bencana. Langkah ini diambil setelah sebanyak 17 desa di Kabupaten Trenggalek masuk dalam wilayah rawan terdampak bencana gempa dan tsunami. Belasan desa tersebut tersebar di 3 kecamatan yakni Panggul, Watulimo dan Munjungan.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi mengatakan, terjadinya gempa bumi di pesisir selatan beberapa waktu lalu, membuat BPBD Trenggalek melakukan berbagai kesiapsiagaan. Salah satunya penyusunan SOP Penanggulan Bencana dalam semiloka kontinjensi yang dihadiri oleh BMKG dan BNPB.
"Jadi SOP ini akan menjadi panduan apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana gempa tsunami di Trenggalek," Rabu (2/8/2023).
Baca juga: Sepanjang Pesisir Pantai Jember Berpotensi Gempa dan Tsunami
Tak hanya menyusun dokumen SOP, di 17 desa yang menjadi daerah rawan juga sudah mendapatkan pembekalan terkait antisipasi dan penanggulangan bencana. Bahkan desa tersebut kini sudah menjadi desa tangguh bencana, agar bisa mandiri ketika suatu saat terjadi bencana.
Baca juga: Gempa Tuban Terjadi Lagi, Berkekuatan 5.0 Magnitudo
"Kita sudha melakukan pelatihan di desa tersebut terkait antisipasi terjadinya bencana," tuturnya.
Triadi menjelaskan bahwa di Kabupaten Trenggalek juga sudah memiliki Early Warning System (EWS) di tiga kecamatan yang masuk dalam peta rawan bencana gempa dan tsunami. Alat tersebut masih berfungsi dengan baik.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5.6 Kembali Mengguncang Tuban, Ini Penjelasan BMKG
"EWS masih berfungsi baik. Termasuk diseminasi WWS melalui Warning Receiver System (WRS) BMKG yang berada di BPBD Trenggalek," pungkasnya.