jatimnow.com - Musim kemarau membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Lamongan mengalami kekeringan hingga berdampak pada ketersediaan air bersih.
Dari data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, sebanyak 158 dusun dari 69 desa pada 13 kecamatan berpotensi mengalami kekeringan.
Menanggapi dampak yang ditimbulkan, BPBD pun rutin melakukan droping air bersih pada desa yang telah mengalami krisis air.
Baca juga: Pasokan Air Sumber Umbulan ke Perumda Delta Tirta Sidoarjo Turun, Ini Akibatnya
Sejauh ini, BPBD Lamongan telah melakukan droping air bersih kepada 15 dusun pada 10 desa di 5 kecamatan dalam rentang waktu 3 bulan terakhir.
"Wilayah kekeringannya banyak, tapi yang dilaporkan mengalami krisis air bersih dan kita lakukan droping di 8 desa 5 kecamatan," ungkap Kepala BPBD Lamongan, Joko, Senin (21/8/2023).
Baca juga: Petani Terancam Gagal Panen, PU Bina Marga dan SDA Jember Minta Pembagian Air Merata
Disampaikan Joko, wilayah terjadi krisis tersebut di antaranya Desa Sumberagung dan Nguwok di Kecamatan Modo, lalu Desa Kaliwates dan Katemas di Kecamatan Kembangbahu, kemudian Desa Bedingin dan Sekarbagus di Kecamatan Sugio, serta Desa Soko di Kecamatan Tikung, dan Desa Kedungkumpul di Kecamatan Sarirejo.
"Droping mulai masif kita lakukan saat masuk bulan Agustus ini sampai sekarang," katanya.
Menyikapi fenomena kemarau dan dampaknya, BPBD juga melakukan berbagai upaya penanggulangan seperti menugaskan relawan ataupun berkoordinasi dengan camat di 24 kecamatan di Lamongan.
Baca juga: Petani di Tamansari Jember Terancam Gagal Panen Lagi, Tidak Dapat Jatah Air
"Droping dilakukan setelah ada laporan biasanya camat, kemudian juga relawan yang turun di lapangan," urainya.
Sebelumnya, krisis air bersih melanda 7 desa di 5 kecamatan. Dari data tersebut permintaan droping air bersih diprediksi akan terus terjadi.