jatimnow.com - Berita trending pekan ini beragam. Mulai dari info hukum, kriminalitas, pemerintahan hingga misteri ada dalam trending sepekan ini.
Treding pertama berasal dari Ponorogo. Berita ini memang sangat menarik karena out of the box.
Berikut 5 berita trending pekan ini versi jatimnow.com.
Baca juga: 5 Berita Trending Pekan Ini: Ada Informasi Terbaru Terkait Pilgub Jatim
1. Kepsek di Ponorogo Ikuti Seleksi Kepala Dishub, Begini Alasannya
Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) di Pemkab Ponorogo telah menarik perhatian dengan seorang kepala sekolah yang mendaftar. Ahridi, yang saat ini menjabat sebagai Kepala SMPN 3 Sawoo Ponorogo, telah mengajukan dirinya sebagai calon kepala Dinas Perhubungan (Dishub) dalam seleksi tersebut.
2. Misteri Pohon Tabebuya Menangis Gemparkan Warga Kepanjen Malang
Sebuah pohon Tabebuya kuning seolah menangis mengeluarkan muncratan air dari rantingnya. Hal itu membuat heboh warga yang berada di perempatan Sembujo, Desa Sukoharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Baca juga: 5 Berita Trending Pekan Ini: Nomor 1 dan 4 jadi Perhatian Santri
3. Rusak Kunci Setir, Pelaku Curanmor di Bangkalan Gondol Motor Tetangga
Aksi pencurian motor dilakukan oleh pria berinisial U (35) warga Desa Bajeman Kecamatan Tragah, Bangkalan. Ia mencuri motor tetangganya yang jaraknya hanya 700 meter dari rumahnya.
4. Video Viral Resepsi Pernikahan di Ponorogo Berantakan Diterjang Badai
Baca juga: 5 Berita Trending Pekan Ini: Dominasi Info Pilkada di Jatim
Resepsi pernikahan yang berantakan akibat badai menjadi viral di media sosial. Dalam video berdurasi 10 detik, sepasang pengantin yang mengenakan baju merah terlihat berlarian saat terop ambruk diterjang hujan angin. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @infoponorogo.
5. Kejari Bojonegoro Selidiki Dugaan Mark Up Pengadaan Mobil Siaga, Selisih Rp128 Juta Per Unit
Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro melakukan penyelidikan terhadap Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) untuk pengadaan mobil siaga tahun 2022. Penyidik Kejari menemukan adanya penyimpangan dalam proses penganggaran. Diduga tidak sesuai prosedur karena ditemukan selisih harga mobil siaga desa senilai Rp128 juta per unit dari nilai kontrak yang ada.