jatimnow.com - 3000 mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Gerakan Mahasiswa Selamatkan Demokrasi (Gemas’D) menggelar aksi unjuk rasa di Universitas 17 Agustus Surabaya, Rabu (6/12/2023).
Aksi unjuk rasa kali ini adalah bentuk sikap mereka menyuarakan kondisi dinamika politik menjelang Pilpres 2024. Menurut mereka, situasi politik saat ini telah melebur prinsip-prinsip demokrasi.
Aksi kali ini mengundang berbagai orator dan aktivis demokrasi, seperti Butet Kartaredjasa, Eros Djarot, Alifurrahman S Asyari, Presiden BEM UI, Seno Baskoro, Aliansi Mahasiswa Jawa Timur, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Baca juga: Ratusan Massa Demo KPU dan Bawaslu Jember, Indikasi Kecurangan di 31 Kecamatan
Di hadapan mahasiswa yang hadir, Butet menyampaikan kegiatan semacam ini adalah moment dan ruang bagi mahasiswa untuk memahami kondisi demokrasi saat ini.
"Saya yakin bahwa mahasiswa yang hadir di acara ini adalah pemilik masa depan yang akan menyelamatkan konstitusi bangsa dan negara," ungkap Butet.
Di hadapan peserta demo yang berasal dari mayoritas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) lintas universitas di Jawa Timur itu, Eros Djarot menambahkan, peran mahasiswa memang sebagai penyampai aspirasi dan ide untuk memperkuat demokrasi, dan tantangan terkini yang dihadapi oleh demokrasi Indonesia.
Baca juga: Nelayan Bangkalan Tuntut Ganti Rugi Petronas karena Hasil Tangkapan Berkurang
"Sebarkan berita dan sampaikan pada masyarakat Indonesia bahwa demokrasi tidak boleh dijadikan alat untuk memenuhi nafsu kekuasaan,” ujar Eros Djarot.
Ia juga menegaskan perlunya keberanian dalam mengawal visi untuk menjaga dan mengawal demokrasi sebagai landasan utama bagi pembangunan berkelanjutan.
"Kita harus berani dan tegas dalam menjaga dan mengawal demokrasi, terutama menghadapi pemilu Februari mendatang,” tegasnya dalam orasi.
Baca juga: Buruh PDP Kahyangan Jember Minta Direksi Dicopot, Dinilai Cuma Numpang Makan
Di tempat sama, Presiden BEM UI, Melki Sadang Huang, salah satu perwakilan BEM di lintas universitas menegaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk menunjukkan keterlibatan aktif dalam menyuarakan kekhawatiran terhadap demokrasi Indonesia saat ini.
"Melalui aksi ini, kami berharap dapat menunjukkan keterlibatan masyarakat dalam pemilihan yang akan datang dan menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi demokrasi saat ini,” jelasnya.