Pixel Code jatimnow.com

PKL Pepelegi Sidoarjo Tolak Penggusuran, Demonstrasi Memanas

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ahaddiini HM
Suasana demonstrasi menolak penggusuran bangunan liar yang berdiri di atas aliran sungai sepanjang Jalan Raya Pepelegi Desa Sawotratap Kecamatan Gedangan Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)
Suasana demonstrasi menolak penggusuran bangunan liar yang berdiri di atas aliran sungai sepanjang Jalan Raya Pepelegi Desa Sawotratap Kecamatan Gedangan Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)

jatimnow.com - Puluhan warga menggelar demonstrasi menolak penggusuran bangunan liar (bangli) yang berdiri di atas aliran sungai sepanjang Jalan Raya Pepelegi Desa Sawotratap Kecamatan Gedangan Sidoarjo, Senin (14/4/2025).

Selama ini lapak PKL tersebut menjadi tempat mereka mencari nafkah sehari-hari. Sementara pembongkaran dilakukan karena bangli dianggap sebagai salah satu penyebab banjir di kawasan Waru dan Gedangan.

Para pemilik lapak menolak pembongkaran, mereka membawa poster-poster berisi tuntutan dan penolakan penertiban. Mereka juga berkilah bahwa tempat tersebut menjadi sumber kehidupan dan meminta agar pemerintah memberikan perhatian kepada mereka.

Sebelum pembongkaran, Satpol PP Sidoarjo telah melayangkan surat peringatan kepada para pemilik bangunan. Namun hingga tiga kali surat peringatan diberikan, warga belum juga membongkar bangunan secara mandiri.

Mereka mendesak agar Bupati, Subandi maupun Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana turun langsung menemui mereka. Mereka berharap adanya dialog yang bisa menghasilkan solusi bersama.

Salah satu demonstran yang juga mantan Kepala Desa Sawotratap, Sundayati turut hadir dan menyuarakan keberatan atas penggusuran yang dinilai tiba-tiba dan tanpa koordinasi.

"Ini semua binaan saya, sejak 25 tahun yang lalu, mau dipindah kemana? Direlokasi kemana? Kok tidak ada pertemuan tiba-tiba mau dibongkar," tegasnya.

Ia melanjutkan lokasi tersebut merupakan tempat untuk mencari nafkah bagi mereka. Karena itu, pembongkaran seharusnya tidak dilalukan semena-mena.

Baca juga:
Warga Desak Tambak Ditutup, DPRD Jember Lakukan Sidak di Gumukmas

"Sandang pangan anak-anak, biaya sekolah semua dari sini, jangan seenaknya jadi pemimpin, kalau bisa tempatnya ditata dengan baik bukan malah dibongkar," jelasnya.

Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana akhirnya merespons keluhan pedagang. Dia datang ke lokasi dan berdialog langsung dengan para demonstran.

Mantan anggota DPRD Sidoarjo tersebut menegaskan, pemerintah tidak ingin menyakiti rakyat kecil, tetapi proses penataan kawasan tetap harus berjalan.

"Kami paham mereka sudah menempati tempat ini lebih dari 27 tahun, tapi kami juga ingin melakukan penataan," ungkap Mimik.

Baca juga:
Warga Jember Desak Tambak di Gumukmas Ditutup, Puluhan Tahun Rusak Lingkungan

Menurut Mimik, perlu komunikasi yang baik antara pemerintah dan para PKL. Ia memastikan, pemerintah terbuka terhadap aspirasi warga dan akan mencari solusi terbaik bersama.

"Untuk pembongkaran, hari ini ada beberapa lapak yang dibongkar dan pembongkaran dilakukan mandiri oleh mereka," ujarnya.

Upaya pendekatan Wabup Sidoarjo tersebut berhasil. Para PKL rela membongkar sendiri lapak-lapaknya. Mimik juga menyampaikan bahwa Pemkab Sidoarjo membuka diri untuk dialog dan mencari solusi jangka panjang bagi para PKL.

"Yang terpenting bagaimana normalisasi sungai ini bisa dilakukan. Selanjutnya kami tetap membuka dialog untuk mencari solusi jangka panjang bagi para PKL dikawasan ini," pungkas Mimik Idayana.