Pixel Code jatimnow.com

Warga Jember Desak Tambak di Gumukmas Ditutup, Puluhan Tahun Rusak Lingkungan

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Sugianto
Aksi petani, nelayan dan mahasiswa di depan DPRD Jember. (Foto: Sugianto/jatimnow.com)
Aksi petani, nelayan dan mahasiswa di depan DPRD Jember. (Foto: Sugianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ratusan warga Jember unjuk rasa depan Kantor DPRD Jember meminta tambak di Desa Mayangan dan Kepanjen Kecamatan Gumukmas ditutup.

Ratusan warga yang terdiri dari petani, nelayan dan mahasiswa meminta DPRD Jember menutup tambak yang diduga tidak berizin dan menyengsarakan rakyat.

"Bertahun-tahun tambak berdiri, tidak memberi dampak ke masyarakat sekitar. Mulai tahun 1985 investor datang, dulu 150 hektare luar biasa hasil panennya. Bahkan dua desa ini terkenal hasil pertanian unggul," kata Koordinator Aksi, Tuku M Indra Syahdafi, Senin (24/2/2025).

"Perlahan-lahan pertanian turun dan rusak. Katanya berizin, tapi limbahnya dibuang sembarangan," sambungnya.

Karena menurut mereka, bertahun-tahun hasil pertanian petani di Mayangan dan Kepanjen menurun. Saluran air sudah tercemar dan berpengaruh pada pertanian dan nelayan.

Baca juga:
Satir dan Meme Jadi Senjata! Gen Z Ubah Wajah Demonstrasi di Indonesia

Padahal, masyarakat di sana menggantungkan hidupnya di bidang pertanian, dan nelayan. Sedangkan investor pemilik tambak orang luar dan bukan warga sekitar.

"Silahkan investor masuk, tapi jangan rusak bumi kami, apalagi merusak ekonomi masyarakat Kepanjen dan Mayangan," ujarnya.

Aspirasi para pengunjuk rasa ini diterima Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto. Ia mengatakan, jika ada pihak yang mengganggu petani, nelayan, dan mahasiswa, menggangu ketahanan pangan, itu berarti telah membangkang instruksi Presiden Prabowo.

Baca juga:
Bawa 20 Tuntutan, Warga Tulungagung Gelar Aksi di Depan DPRD

"Kami menerima semua aspirasi, sahabat-sabahat semua. Kami mengundang dinas tekait, untuk pada siang hari ini. Pada prinsipnya, kita tidak anti investigasi namun investor tidak boleh melanggar UU lingkungan hidup," kata Candra.

 

Gap Year: Tren Anak Muda, Apa Kata Psikolog?
Wiyata

Gap Year: Tren Anak Muda, Apa Kata Psikolog?

Gap year bukan sekadar buang-buang waktu, ya! Ini adalah kesempatan untuk mengenal diri lebih dalam dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik.