jatimnow.com - Komunitas Seni Budaya BrangWetan, didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) Institute menggelar rangkaian program "Cinta Budaya Cinta Tanah Air" (CBCTA) gelombang 3 sejak dimulai di tahun 2020.
Acara tersebut bertajuk "Soft Meeting Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan Menuju Sekolah Toleransi" digelar Fave Hotel, Sidoarjo, Kamis lalu.
Salah satu pemateri, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya M. Amin Hasan, M.Pd, mengatakan bahwa kurikulum bukan sebatas yang diajarkan di kelas.
Baca juga: Ratusan Pelajar Meriahkan Festival Toleransi Sidoarjo, Ini Pesan Plt Bupati
"Yang namanya kurikulum itu bukan sebatas apa yang diajarkan di dalam kelas, melainkan apa yang dilakukan dan ditunjukkan oleh sikap guru. Busana guru misalnya, itu juga termasuk bagian dari kurikulum karena akan dinilai oleh siswa," ujar Amin dalam siaran pers Sabtu (20/1/2024).
Ia melanjutkan untuk mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan administrasi belaka, namun juga harus meliputi seluruh ekosistem sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, bahkan hingga segala pihak terkait.
Selanjutnya Amin Hasan menuturkan, bahwa toleransi harus juga ditunjukkan melalui ucapan, sikap, dan perbuatan, bahkan juga melalui simbol-simbol.
Baca juga: USAID Bahas Toleransi dengan Pelajar SMPN 1 Taman Sidoarjo
Sementara itu Henri Nurcahyo, Project Manager CBCTA #3 memaparkan bahwa 50 sekolah SMP di Sidoarjo yang terdiri dari 43 SMP Negeri dan 7 SMP swasta ditambah 5 orang pengawas sekolah nantinya akan deklarasi Sekolah Toleransi yang direncanakan bulan Mei nanti.
"Hal ini menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki Sekolah Toleransi pertama kali dan terbanyak, " tegas Henri yang juga Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan.
Lebih lanjut ia menjelaskan di gelombang kedua yang lalu, sudah menghasilkan 3 SMP negeri sebagai Sekolah Toleransi yaitu SMPN 1 Taman, Gedangan, dan Waru.
Baca juga: 50 Guru di Sidoarjo Digembleng tentang Perspektif Sekolah Toleransi
"Mereka inilah yang menjadi sekolah percontohan Sekolah Toleransi, " tuturnya.
Hadir dalam acara ini Kepala Bidang Peningkatan Mutu Disdikbud Sidoarjo, Dr Netty Lastiningsih, dan Kabid Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Sidoarjo, Kartini, MPd.