jatimnow.com - Warga Surabaya bernama Sodikin (68) diusir oleh anaknya dari rumah. Saat ini, ia tinggal di sebuah tanah kosong yang biasa digunakan warga sebagai kandang ayam di Kapas Gading Madya.
Nur Ali, salah satu warga yang sehari-hari merawat Sodikin menceritakan, pria tua renta itu datang ke kampung Kapas Gading Madya pada awal tahun 2023. Sebelumnya ia tinggal bersama tiga anaknya di Peneleh. Entah karena permasalahan apa, Sodikin diusir oleh keluarganya sendiri.
"Jadi dia dulu masa mudanya memang orang sini (Kapas Gading Madya). Tapi lalu pindah ke Peneleh. KTP-nya juga sudah pindah Peneleh,” kata Nur Ali, Minggu (21/01/2024).
Baca juga: Warga Surabaya Tidur di Kandang Ayam Bakal Dimasukkan Liponsos
Karena sudah tidak memiliki rumah di Kapas Gading Madya, ia sempat menjadi gelandangan dengan tidur di emperan toko, parkiran atau pinggir-pinggir jalan. Hidupnya hanya mengandalkan belas kasih pemberian warga sekitar.
Ia lalu menemukan sebidang tanah lapang di Dukuh Setro yang biasa dibuat untuk warga sekitar merawat ayamnya. Ia pun memutuskan tidur bersama dengan ayam-ayam warga.
Baca juga: Kondisi Terkini Sodikin, Warga Surabaya yang Sakit dan Tinggal di Kandang Ayam
Tepat pada tanggal 7 Januari 2023, kondisi kesehatan Sodikin menurun. Ia tidak bisa berjalan karena kakinya bengkak. Sehari-hari hanya meringkuk di tempat tidurnya. Ia buang kotoran kecil dan besar di kasurnya itu.
Karena hidup sendirian dan warga juga tidak mengetahui kalau Sodikin sakit, kondisinya makin mengenaskan. Sekujur badannya dipenuhi kotoran juga belatung. Mat Ali yang pertama kali mengetahui kondisi Sodikin saat sakit lantas meminta bantuan warga.
"Jadi kemarin sempat dibawa ke Rumah Sakit Soewandi pakai uang warga. Kita pikir sudah meninggal dunia kan karena ada belatung. Tapi ternyata masih hidup terus kita bersih-bersih. Badan itu kotoran semua. Saya sampai muntah-muntah,” imbuh Nur Ali.
Baca juga: Warga Surabaya Tidur di Kandang Ayam karena Diusir Anak, Ini Pengakuan Keluarga
Karena kejadian itu, warga lantas menghubungi keluarganya di Peneleh. Namun, anak-anaknya tidak peduli. Mereka malah mengusir dan menyuruh warga untuk menaruh bapaknya di Liponsos. Warga pun meminta pihak keluarga untuk menandatangani surat penyerahan ke Liponsos.
"Kami ke anaknya sudah 2 kali. Kami diusir mas. Anaknya Dimintai tanda tangan dan surat penyerahan ke Liponsos juga ga mau. Kan kita bingung mas. Kalau Sodikin ini ada apa-apa seperti kemarin bagaimana ? Siapa yang bertanggung jawab,” tutur Nur Ali.
Kini warga hanya berharap Pemkot Surabaya untuk mengambil inisiatif agar bisa memindahkan Sodikin ke Liponsos untuk hidup yang lebih layak dari pada tidur di kandang ayam.