Pixel Codejatimnow.com

Warga Surabaya Tidur di Kandang Ayam karena Diusir Anak, Ini Pengakuan Keluarga

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ni'am Kurniawan
Suhartono (kiri), keluarga Sodikin yang tinggal di Kandang Ayam di Kapas Gading Madya Surabaya (foto: Pemkot Surabaya for jatimnow.com)
Suhartono (kiri), keluarga Sodikin yang tinggal di Kandang Ayam di Kapas Gading Madya Surabaya (foto: Pemkot Surabaya for jatimnow.com)

jatimnow.com - Pihak keluarga membantah mengusir Sodikin (68), warga Surabaya yang tinggal di kandang ayam kawasan Kapas Gading Madya Surabaya. Keluarga membeberkan kondisi sebenarnya.

Seperti yang disampaikan Suhartono (60) salah satu keluarga Sodikin. Menurutnya, Sodikin tidak diusir sang anak. Sebaliknya, lansia itu sudah menelantarkan istri dan anak-anaknya selama 20 tahun.

"Anak dan istrinya itu yang ditelantarkan, selama 20 tahun, dia (Sodikin) tidak pernah hadir. Tidak pernah kasih nafkah, tidak pernah menyekolahkan anaknya kecil yang sekarang sudah berumur 25 tahun. Padahal anaknya (dulu) ditinggal sekitar umur 2 tahun, tanpa dinafkahi," ujar Tono, sapannya, Selasa (22/1/2024).

Tono mengatakan, Sodikin telah berpindah KTP dari tempat asalnya di Kapas Gading Madya ke Peneleh Surabaya. Tono yang tinggal bersebelahan dengan rumah anak-anak Sodikin di Peneleh mengungkap, selama ini ketika orang tua mereka pulang, selalu diterima dengan baik. Bahkan, Sodikin juga dipersilahkan tidur di rumah Peneleh, jika bersedia.

Baca juga:
Warga Surabaya Tidur di Kandang Ayam Bakal Dimasukkan Liponsos

"Kalau dia datang ke rumah anaknya atau rumah Peneleh, diterima baik. Saat istrinya masih hidup, disuguhi makanan, minum, mau menginap di situ dipersilahkan. Tapi memang rumahnya (kecil) ukuran sekitar 2x3 meter, ditempati 3 anaknya," ujarnya.

Mewakili keluarga, Tono meminta kabar terkait Sodikin yang diusir anaknya agar segera dihentikan. Termasuk media sosial yang mengutip media.

Baca juga:
Kondisi Terkini Sodikin, Warga Surabaya yang Sakit dan Tinggal di Kandang Ayam

"Kami mohon yang memberitakan itu untuk meluruskan. Karena baca di sosial media, tanggapannya macam-macam, karena dia (netizen) tidak tahu (fakta) yang sebenarnya," pungkasnya.