jatimnow.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kediri belum akan mengalami puncaknya di Januari-Februari ini. Dinas Kesehatan memperkirakan ada pergeseran akibat perubahan cuaca.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kediri, Hendik Suprianto mengatakan, selama Januari 2024 ini terdapat 8 kasus DBD, 10 kasus lebih sedikit dari periode yang sama tahun lalu.
“7 di Kecamatan Mojoroto dan 1 di Kecamatan Kota,” kata Hendik, Rabu (7/2/2024).
Baca juga: Dokter RSUD Sidoarjo Ingatkan Anak Mudah Sakit di Puncak Musim Kemarau, Waspada!
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, puncak DBD biasanya terjadi pada Januari-Februari saat hujan sedang tinggi. Kasus ini didominasi oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Namun, saat ini Hendik meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan karena bisa saja hujan masih akan terjadi hingga puncaknya beberapa bulan ke depan.
Baca juga: Kasus DBD di Sampang 4 Bulan Tembus 260 Orang
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, Januari-Februari ini puncak kasus DBD karena Januari-Februari ini curah hujan mulai tinggi. Tapi mungkin tahun ini ada perubahan cuaca, dimana musim penghujannya mundur,” jelas Hendik.
“Jadi, kemungkinan masih ada peningkatan lagi karena curah hujan masih tinggi, semakin tinggi karena bergeser. Tapi ya harapan kami mudah-mudahan kasusnya tidak tinggi,” tambahnya.
Baca juga: 41 Warga Donorojo Pacitan Terjangkit Demam Berdarah
Untuk diketahui, selama tahun 2023, terdapat 85 kasus DBD di Kota Kediri. Catatan tertinggi selama 2023 ada pada Januari hingga Maret. Tercatat, ada 18 kasus di Januari dan Februari. Lalu, 19 kasus selama Maret.
Oleh karena itu, dirinya berharap kepada masyarakat, untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Tetutama mencegah genangan air yang bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah.