jatimnow.com - Dari 4 desa di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, Desa Kedungbanteng mengalami banjir terparah. Tak luput SMP Negeri 2 Tanggulangin pun terkena banjir hingga kegiatan belajar mengajar dilakukan secara dalam jaringan (daring).
Kepala SMP Negeri 2 Tanggulangin, Sukardi mengatakan, karena banjir yang masih menggenangi area sekolah seluas 4500 meter persegi ini, maka kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring untuk sementara waktu.
Namun sejumlah murid kelas 9 masih harus datang ke sekolah karena harus mengikuti asesmen bakat dan minat. Sebab, asesmen ini hanya bisa diakses dengan fasilitas sekolah.
Baca juga: 65 Sekolah di Surabaya Raih Penghargaan Adiwiyata, Ini Daftar Juaranya
"Kelas 9 karena ada yang dijadwalkan asesmen bakat dan minat masuk hari ini. Jadi yang masuk sekitar 45 murid, ada 3 ruang, setiap ruang isinya 15 orang," terangnya, Selasa (20/2/2024).
Sukardi mengungkapkan, pembelajaran secara daring memang tidak seperti pembelajaran secara tatap muka, karena para murid tidak bertemu secara langsung dengan gurunya.
"Kondisi seperti ini terganggu pastinya, karena anak-anak biasanya kalau diskusi dengan guru lebih enak. Kalau ada masalah langsung cerita. Kalau daring begini kan terbatas," jelasnya.
Baca juga: SD-SMP di Surabaya Buka Posko Layanan PPDB Online
Akan tetapi, ia tetap memutuskan demikian agar ratusan murid menerima pelajaran secara virtual. Sebab, akses menuju ke sekolah hingga sekarang juga masih terendam banjir.
"Kalau di luar jalan itu sekitar 30 sentimeter, kalau naik motor kebanyakan mogok. Banjir di dalam sekolah masih bisa ditanggulangi, kami gunakan pompa enggak berhenti 24 jam," ucapnya.
Sukardi berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo memaksimalkan pompa di area sekolah. Supaya para murid bisa segera menjalani pembelajaran secara tatap muka seperti sebelumnya.
Baca juga: Pemkab Sidoarjo Salurkan Bantuan Beras untuk 700 Warga Korban Banjir
"Tahun ini, (banjir) memang paling tinggi. Jika memungkinkan besok sudah masuk, tentunya harus menggunakan sepatu boot bagi semua siswa," tambah Waka Kurikulum SMPN 2 Tanggulangin, Dwi Supriantoro.
Untuk mengatasi serangan penyakit gatal yang biasanya menyerang di saat banjir, pihak sekolah juga mengupayakan tindakan pencegahan.
"Lantai setiap hari tetap dibersihkan meski air akan naik kembali juga. Ini untuk menghindari penyakit gatal-gatal yang kerap menyerang warga sekolah beserta murid," ucap Dwi.