jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten Ponorogo menggelar parade budaya dalam menyambut HUT ke 522 sekaligus merayakan Gerebeg Suro 2018, Minggu (9/9/2018). Parade ini dimeriahkan dengan 3 kesenian sekaligus.
Ketiga budaya tersebut diantaranya unto-untoan, jaranan think, gajah-gajahan. Parade ini diberangkatkan dari empat lokasi berbeda.
Budaya unto-untoan diberangkatkan dari pertigaan Jenes atau Sinduro. Budaya gajah-gajahan diberangkatkan dari Jalan Raden Saleh. Dan Jaranan Thin diberangkatkan dari perempatan Tambakbayan dan Pertigaan Ngepos. Keempatnya tadi berkumpul menjadi satu di depan Paseban alun-alun Ponorogo.
Wakil Bupati Ponorogo, Soedjarno, mengaku sangat bertetimakasih kepada masyarakat yang ambil bagian dalam acara ini.
"Dan ini adalah bukti budaya yang dirintis di desa masing-masing. Mereka diberangkatkan dari 4 titik dan bertemu di alun-alun," terang Soedjarno.
Menurutnya dengan ada parade budaya secara otomatis mempertahankan budaya serta kesenian yang ada di Ponorogo.
"Jadi Ponorogo tidak melulu tentang Reog. Tapi juga tenang budaya yang lain," bebernya.
Baca juga: Budaya 2 Daerah Bertemu di Amphitheater Arjuna Wiwaha Kota Batu
Ia menjelaskan, memang Reog Ponorogo sudah menembus mancanegara. Namun, kebudayaan yang lain seperti yang ditampilkan di Parade Budaya kali ini juga perlu diangkat dan dilestarikan.
"Parade ini merupakan usaha kita untuk melestarikan kebudayaan di Ponorogo," tegasnya.
Ia mengaku, budaya gajah-gajahan, unto-untoan dan jarang think memang sudah menyebar di berbagai desa di Ponorogo. Dan yang datang di parade budaya kali ini hanya sebagian saja.
"Yang datang hanya sebagian saja. Kalau datang semua mungkin alun-alun tidak cukup. Ini hanya sebagian saja," tambahnya.
Baca juga: Sudah Tahu Udeng Pacul Gowang? Berikut Filosofinya
Ia berharap, budaya yang ada saat ini bisa menembus internasional seperti halnya Budaya Reog.
"Harapannya juga begitu. Bisa tembus nasional sampai internasional," pungkasnya. (Advetorial/rif)