jatimnow.com - Usai libur Lebaran 2024, penderita dengan keluhan hipertensi alias darah tinggi, diabetes alias kencing manis dan asam urat meningkat di Surabaya.
Ketua Tim Kerja Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nur Laila menyampaikan, euforia Lebaran 2024 ditengarai membuat warga lalai dengan kesehatannya.
Selain dua penyakit tersebut, banyak pasien di puskesmas juga mengeluhkan tentang kolesterol yang naik, maag, hingga stroke.
Baca juga: Sakit Kepala Gejala Pecahnya Pembuluh Darah di Kepala, Mitos atau Fakta?
Namun kasus rujukan di fasilitas kesehatan didominasi oleh penderita hipertensi, yang kemudian disusul oleh penderita diabetes.
Jumlah kunjungan hipertensi dan diabetes di puskesmas selama libur Lebaran sebagian besar berusia pada pra lansia, yaitu 45-59 tahun, serta lansia yaitu di atas 60 tahun.
"Ini yang perlu diwaspadai. Penyebab terjadinya penyakit tidak menular saat Lebaran itu biasanya adalah makanan, banyak berlemak, atau terlalu banyak mengkonsumsi manis,” terang Nur Laila, Kamis (18/4/2024).
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar mengonsumsi makanan yang sehat, seperti sayur dan buah, membatasi karbohidrat, gula, garam, dan lemak. Di samping itu, rutin melakukan olahraga minimal 30 menit per hari.
"Bagi orang yang bukan penderita diabetes maksimal dapat mengkonsumsi gula sebanyak 4 sendok makan, sedangkan garam setengah sendok teh, dan lemak 5 sendok makan,” ujar dia.
Baca juga: Waspada! Gangguan Mata Akibat Diabetes di Lamongan Intai Anak Muda
Apabila sudah menderita penyakit degeneratif diharapkan melakukan kontrol kesehatan secara rutin, hal itu juga bisa dilakukan di puskesmas terdekat.
Selain itu, bisa dilakukan pula di Posbindu (Pos Binaan Terpadu). Posbindu juga sudah terintegrasi dan memiliki layanan pemeriksaan tambahan, yaitu skrining TBC, Hepatitis, dan HIV.
"Kasus degeneratif seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke dan asam urat, kolesterol, dan obesitas, harus cek kesehatan dan kontrol kesehatan. Sehingga bisa minum obat secara rutin agar kondisinya tetap stabil,” kata dia.
Nur Laila mencontohkan, banyak penderita hipertensi yang tidak mengalami gejala, tetapi tekanan darah mengalami peningkatan. Karenanya, perlu adanya monitoring tekanan darah secara rutin. Warga juga bisa memanfaatkan layanan home care yang tersedia pada 57 puskesmas di Kota Surabaya.
Baca juga: Penyakit Degeneratif Ancam Generasi Muda, Iki Lho Rek Tips Mencegahnya
"Petugas dibantu oleh mahasiswa magang atau MSIB akan mengunjungi penderita hipertensi untuk mendekatkan pelayanan. Sebab keluhan yang paling banyak tahun ini adalah hipertensi dan diabetes. Jadi pemantauan akan tetap dilakukan oleh puskesmas,” imbuhnya.
Sementara Dokter Puskesmas Ketabang Surabaya, dr. Arie Trisandy Adesaputra mengatakan, masyarakat sebaiknya dapat membatasi dan mewaspadai beberapa jenis makanan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan pada tubuh, seperti berkabohidrat dan berkalori tinggi.
Sebab, selama libur lebaran, beberapa pasien berbondong-bondong datang dengan kasus yang hampir mirip, yakni diabetes dan kolesterol tinggi.
"Karenanya yang sudah memiliki penyakit bawaan harus mewaspadai kalau memiliki faktor resiko terhadap penyakit tidak menular tersebut. Kita menganjurkan untuk membatasi dan mewaspadai makanan tersebut karena faktor resiko setiap orang berbeda-beda,” katanya.