jatimnow.com - Pemkab Tulungagung diminta mewaspadai potensi kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi perkembangan inflasi yang digelar secara online. Memanasnya suhu politik di Timur Tengah diprediksi akan membuat harga minyak dunia melonjak.
Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno mengatakan, dalam rapat koordinasi ini, mereka juga membahas perang di Timur Tengah antara Iran dan Israel yang semakin tinggi eskalasinya.
Kendati sampai saat ini belum berdampak secara signifikan untuk masyarakat Kabupaten Tulungagung, namun tetap saja dalam rapat ini, Pemkab Tulungagung diminta untuk mempersiapkan diri.
Baca juga: BBM Langka, Pertalite di Pulau Sapudi Sumenep Capai Rp30 Ribu per Liter
"Membahas situasi nasional dan internasional, sampai saat ini belum ada perubahan signifikan di Tulungagung, yang jelas ada peningkatan kebutuhan makanan saat musim libur Lebaran," ujarnya, Senin (22/04/2024).
Heru menyebut, salah satu potensi yang memungkinkan terjadi akibat hal ini adalah adanya kenaikan nilai tukar dolar yang berimbas pada harga dan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama BBM bersubsidi yang menyangkut hajat hidup masyarakat secara luas.
"Kalau imbas perang nanti dolar naik itu, maka pilihannya pemerintah bisa menaikkan harga BBM subsidi atau nambah anggaran subsidinya. Itu yang krusial," jelasnya.
Heru merinci, selain perihal BBM bersubsidi, dalam rapat koordinasi kali ini, pihaknya juga diminta untuk memperhatikan potensi perubahan harga bahan pangan pokok.
Baca juga: Harga BBM Non Subsidi Naik Lagi Per Hari Ini
Komoditas yang diprediksi akan mengalami perubahan kenaikan harga adalah komoditas bawang merah dan bawang. Hal ini terjadi karena masa panen kedua komoditas itu masih jauh namun peningkatan kebutuhan masyarakat pada ramadhan dan musim lebaran kemarin berimbas pada stok kedua komoditas itu.
Pihak pemerintah pusat sudah mempersiapkan skenario untuk mengimport kedua komoditas itu, jika nantinya ada kelangkaan di lapangan.
"Yang kita lakukan ya kita akan koordinasi dengan daerah sekitar, yang mungkin bisa jadi penghasil dua komoditas itu, kita jajaki kerjasama ketersediaan komoditas itu di lapangan," ungkapnya.
Komoditas lain yang saat ini harganya mengalami kenaikan adalah gula putih. Namun Heru yakin dalam waktu dekat, harganya akan kembali normal karena sudah ada pabrik gula yang mulai musim giling pada pertengahan bulan Mei mendatang.
Baca juga: Imbas Kenaikan BBM, Harga Cabai di Jombang Capai Rp40 Ribu per Kilogram
Pihaknya menyebut, sampai saat ini stok gula untuk Jawa Timur masih cukup yakni sekitar 250.000 ton di pabrik gula, belum yang di pedagang dan petani masih ada.
"Harganya memang sedikit naik, tapi stok kita di Jawa Timur itu masih aman mencukupi, mungkin karena memang kemarin ada peningkatan permintaan akhirnya pedagang memilih menaikkan harganya," pungkasnya.
Reporter : Bramanta Pamungkas
capt :