Jombang - Pasca-pengumuman naiknya harga BBM oleh pemerintah pusat, sejumlah sektor seperti pertanian kena imbasnya. Di Kabupaten Jombang misalnya, harga cabai di tingkat petani melesat di kisaran Rp40 ribu, dari sebelumnya Rp30 ribu per kilogram.
"Kemarin sempat turun dari Rp21 ribu per Kg, kemudian naik menjadi Rp30 ribu, sekarang menjadi Rp40 ribu," ujar Vivi (39) salah satu petani cabai di Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Minggu (11/9/2022).
Kenaikan harga cabai di tingkat petani, kata Vivi, dikarenakan harga pertalite dan solar mengalami kenaikan.
"Ya karena BBM ini naik jadi ikut naik. Karena ongkos untuk transportnya juga naik," ungkapnya.
Meski harga melonjak hingga Rp10 ribu, hal ini diakuinya sebagai kewajaran. Sebab harga cabai pernah tembus di angka Rp85 ribu per Kg.
"Yang awal panen kemarin di tingkat petani bisa sampai Rp85 ribu. Kalau sekarang naiknya tidak terlalu tinggi," pungkas Vivi.
Baca juga:
2 Upaya Pemkot Mojokerto Kendalikan Harga Cabai
Hal senada diungkapkan oleh Zaenuri (54), naiknya harga BBM berdampak pada cabai di tingkat petani.
Ia menyebut kenaikan harga cabai dikarenakan naiknya ongkos transportasi dan konsumsi solar.
"Alhamdulillah harganya ikut naik. Kemarin Rp30 ribu, sekarang naik jadi Rp40 ribu per kilogram," ungkap petani cabai asal Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro.
Baca juga:
Harga Cabai Rawit Naik, Capai Rp72 Ribu Per Kg di Pasar Larangan Sidoarjo
"Ya transportasi saat kirim cabai naik, solar untuk diesel juga naik, ya makanya harga cabai ikut naik," jelasnya.
Sementara itu, harga cabai di tiga pasar tradisional, yakni Pasar Cukir, Pasar Pon, dan Pasar Ploso Jombang, sebagaimana disebut dalam sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (Siskaperbapo) per tanggal 11 September 2022, cukup tinggi.
Harga cabai rawit mencapai angka Rp49 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai biasa Rp58 ribu per kilogram. Sementara harga cabai keriting mencapai Rp65 ribu per kilogramnya.